Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Smelter Bauksit Tersendat, Himbara Diminta Kucurkan Kredit Murah

Kementerian Investasi/BKPM menyebut pembangunan sejumlah smelter bauksit masih terkendala perosalan investor dan finansial.
Penambangan bauksit./Bisnis.com
Penambangan bauksit./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendorong bank-bank BUMN atau Himbara untuk mengucurkan kredit kepada pelaku usaha smelter dalam negeri guna mendorong pengembangan industri hilirisasi mineral.

Direktur Hilirisasi Mineral dan Batubara Kementerian Investasi/BKPM Hasyim mengatakan, saat ini terdapat sejumlah smelter yang masih terkendala proses pembangunannya, terutama smelter bauksit. Umumnya kendala berkaitan dengan persoalan investor dan finansial.

Sementara itu, Himbara masih enggan untuk menyalurkan kredit kepada pelaku usaha smelter lantaran investasi smelter yang dinilai berisiko tinggi. Dia pun mendorong agar Himbara bisa memberikan kredit kepada investor dalam negeri dengan relaksasi syarat equity awal minimum.

"Kami terus dorong Himbara untuk beri kredit lebih murah ke pelaku usaha dalam negeri sehingga dia bisa ikut main di industri hilir. Kita tahu kita belum punya teknologi, investasi di teknologi cukup berisiko," ujar Hasyim dalam Webinar BKPM: Peluang Investasi Hilirisasi Sektor Mineral, Senin (14/8/2023).

Dia berharap penyaluran kredit perbankan tersebut dapat membantu mengakselerasi pembangunan smelter dalam negeri.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, terdapat sembilan smelter bauksit yang masih dalam tahap konstruksi dengan total kapasitas input 27,91 juta ton bijih bauksit. Sembilan smelter ini akan menghasilkan produk alumina sebesar 1 juta ton untuk jenis chemical grade alumina (CGA) dan 8,94 juta ton jenis smelter grade alumina (SGA).

Saat ini, total kapasitas produksi SGA nasional mencapai 3 juta ton per tahun, sedangkan produksi CGA mencapai 300.000 ton per tahun.

Selain itu, terdapat satu smelter alumunium yang tengah dalam tahap perencanaan dengan kapasitas inpot 2 juta ton bijih bauksit. Smelter yang akan dibangun PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ini ditargetkan memiliki kapasitas output 1 juta ton alumunium ingot dan billet.

Adapun, untuk mendorong pengembangan hilirisasi bauksit, pemerintah telah menerapkan kebijakan penghentian ekspor bijih bauksit per 10 Juni 2023 lalu.

"Kita sudah larang ekspor bauksit, kita akan terus dorong perusahaan yang sudah dalam proses existing segera bangun smelter lebih cepat. Sudah undang beberapa perusahaan yang sedang tahap pembangunan memang ada kendala masalah investor, finansial, tapi kami minta 2024 pembangunan smelter grade alumina cepat selesai," kata Hasyim.

Ke depan, imbuh Hasyim, hilirisasi bauksit tidak hanya berhenti pada produk antara saja, tetapi akan terus didorong untuk menghasilkan bahan baku pembuatan panel surya (solar PV) dan komponen baterai kendaraan listrik (EV).

"Kalau kita berhenti di ingot saja nilai tambah kecil hanya 5,5 kali lipat. Kalau kita terus mendorong industri ini hingga jadi alumunium slab, billet, rod nilai tambah lebih tinggi. Sasaran prioritas untuk bauksit kita melihat proyeksi ke depan adalah solar PV dan komponen baterai EV," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper