Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anomali Lonjakan Harga Beras saat Stok Nasional Aman

Kondisi komoditas beras mengalami anomali usai terjadi lonjakan harga di tengah kondisi stok nasional yang dipastikan masih aman.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Harga beras dilaporkan telah melonjak sebesar Rp1.000 per kg dalam sebulan terakhir. Padahal, stok beras nasional diklaim masih aman.

Kenaikan harga beras terendus usai Bisnis.com melakukan pantauan langsung ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada Kamis (10/8/2023). Kenaikan tersebut cukup signifikan khususnya untuk komoditas beras.

Salah satu pedagang beras di PIBC, Anto (49) mengatakan rata-rata harga beras di lapaknya naik Rp800-Rp1.000 per kilogram dalam satu bulan terakhir. Kenaikan harga itu berlaku untuk jenis beras medium maupun premium.

"Mulai naik itu sebulan lalu, tapi kalau naik drastis dua pekan terakhir ini," ujar Anto saat ditemui di Blok K9 PIBC, Kamis (10/8/2023).

Adapun harga beras medium yang dijual saat ini Rp11.500 per kilogram, dan premium Rp12.500 per kilogram. Dengan begitu, satu karung beras ukuran 50 kilogram saat ini harganya telah naik Rp50.000 dibandingkan satu bulan lalu.

Ternyata, kenaikan harga beras tersebut terjadi justru pada saat jumlah stok dalam negeri cenderung aman. Hal tersebut dijelaskan oleh Perum Bulog.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menuturkan sebanyak 1,6 juta ton impor beras sudah terealisasi dari total penugasan 2,3 juta ton, terdiri dari 300.000 ton dari sisa penugasan pada 2022, dan 2 juta ton dari penugasan 2023.

Percepatan realisasi importasi beras ini dilakukan untuk menyikapi risiko dampak El Nino, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Agustus dan September 2023.

“Dari penugasan sebanyak 2,3 juta ton, sudah terealisasi sebanyak 1,6 juta ton,” kata Suyamto dalam siaran pers, Jumat (11/8/2023).

Selain mempercepat realisasi importasi beras, pemerintah juga menugaskan Bulog untuk menyerap gabah/beras dalam negeri sebanyak-banyaknya. Hingga 10 Agustus 2023, Bulog tercatat telah menyerap gabah/beras hasil petani sebanyak 780.000 ton.

Kendati demikian, Suyamto menyebut bahwa produksi dalam negeri pada semester II/2023 mulai menurun sehingga penyerapan dalam negeri pada semester ini akan lebih rendah dibandingkan semester I/2023.

Melihat kondisi ini, pemerintah kemudian melakukan importasi beras untuk memenuhi kebutuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper