Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Investasi Hijau, INA Gandeng Pollination

Indonesia Investment Authority (INA) dan Pollination bekerja sama dalam pemanfaatan kekuatan Nature-Based Solutions (NBS).
Indonesia Investment Authority (INA) dan Pollination bekerja sama dalam pemanfaatan kekuatan Nature-Based Solutions (NBS). JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Indonesia Investment Authority (INA) dan Pollination bekerja sama dalam pemanfaatan kekuatan Nature-Based Solutions (NBS). JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA – Sejalan dengan komitmen global untuk mendukung upaya mitigasi perubahan iklim, Indonesia Investment Authority (INA) dan Pollination, firma global yang berfokus pada investasi, penasihat, dan solusi untuk perubahan iklim, menandatangani Nota Kesepahaman/ Memorandum of Understanding (MoU).

Kolaborasi ini melambangkan langkah signifikan menuju pemanfaatan kekuatan Nature-Based Solutions (NBS) - strategi yang menggunakan kapasitas alami ekosistem untuk menyerap emisi karbon, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi. Dengan posisi yang unik, Indonesia memiliki potensi NBS berbiaya rendah terbesar kedua di dunia, yang mencakup 75% stok karbon di Asia Tenggara.

MoU ini menjadi langkah awal untuk kerja sama dalam sektor NBS di Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Upaya ini selaras dengan aspirasi global dan Indonesia untuk emisi nol bersih, dan sejalan dengan target Paris Agreement.

Dalam perjanjian tersebut, bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu global hingga maksimum 1,5 derajat Celsius dan mengurangi emisi gas rumah kaca setidaknya 31 persen melalui upaya domestik atau hingga 43 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Komitmen INA dalam hal ini terlihat melalui fokusnya pada sektor energi hijau dan transformasi yang memainkan peran krusial dalam transisi hijau Indonesia.

Kolaborasi ini semakin diperkuat oleh sikap progresif Pemerintah Indonesia terhadap mekanisme perdagangan karbon, baik di dalam negeri maupun internasional. Peraturan Presiden No. 98 tahun 2021 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 21 tahun 2022 telah membentuk dasar untuk penetapan harga karbon di dalam negeri dan partisipasi di pasar karbon internasional.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 7 tahun 2023 tentang Tata Cara Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan yang belum lama ini diterbitkan lebih lanjut menetapkan pedoman untuk perdagangan karbon di sektor kehutanan, memberikan jalur yang jelas untuk inisiatif mitigasi perubahan iklim yang komprehensif.

Menerapkan NBS — konservasi, peningkatan pengelolaan lahan, dan kegiatan restorasi untuk meningkatkan penyimpanan karbon — menawarkan cara bagi Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan penyerap karbon. Langkah-langkah ini menekankan peran yang semakin besar dari NBS dalam strategi iklim Indonesia.

“Dengan pendekatan INA yang berfokus pada green energy & transformation, ditambah dengan keahlian mendalam Pollination dalam solusi perubahan iklim, kami melihat jalur yang konkret untuk menghasilkan kredit karbon yang signifikan dan mendorong investasi berbasis alam. Kami berkomitmen untuk bekerja sejalan dengan aturan Pemerintah, memprioritaskan tujuan yang terukur dan dapat dicapai," ujar Ridha Wirakusumah, Ketua Dewan Direktur INA.

Melalui kerja sama dengan Pollination, INA tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan signifikan dalam carbon offset, yang merupakan salah satu komponen penting dalam melawan perubahan iklim, tetapi juga memastikan proyek-proyek INA menciptakan manfaat sosial-ekonomi yang nyata.

INA berupaya menciptakan nilai yang lebih dari sekedar pengurangan CO2, yaitu untuk berkontribusi terhadap keanekaragaman hayati, dan memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat. Semua upaya ini sejalan dengan komitmen INA dalam mendorong Indonesia menuju ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

MoU ini mencerminkan keterbukaan INA untuk mengeksplorasi semua peluang guna memaksimalkan manfaat dari NBS. Dengan memanfaatkan keahlian Pollination yang komprehensif dalam mencari deal, uji tuntas, pengembangan proyek, dan sumber dayanya yang luas, INA berharap dapat memberikan kontribusi signifikan pada upaya keberlanjutan global.

Martijn Wilder, Chief Executive Officer Pollination, menyampaikan target mencapai emisi nol bersih memerlukan pemanfaatan maksimal dari peluang yang disediakan oleh NBS. Pihaknya sangat optimistis mengenai kemampuan Indonesia untuk menginisiasi dan menyelenggarakan proyek-proyek berkualitas tinggi, yang sangat dicari oleh investor global, serta untuk mengimplementasikannya dalam skala yang diperlukan.

"Tujuan kami bukan hanya untuk menarik investor global, namun juga untuk membantu Indonesia mencapai target nasionalnya, menciptakan peluang ekspor tambahan jika diperlukan, dan yang paling penting, menghasilkan dampak positif bagi lingkungan alam Indonesia dan rakyatnya," jelasnya.

Berdasarkan ketentuan MoU, baik INA maupun Pollination berkomitmen untuk mengidentifikasi peluang- peluang investasi, mengembangkan proyek-proyek berbasis alam, dan meningkatkan perencanaan strategis untuk pembiayaan dan investasi dalam NBS. Kemitraan ini menunjukkan tujuan bersama keduanya untuk membuka potensi dari berbagai solusi alam, bertujuan untuk memberikan hasil yang nyata dan berdampak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper