Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta seluruh pihak untuk menjaga pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia telah terjaga selama 7 kuartal berturut-turut di atas 5 persen.
Sri Mulyani mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada kuartal II/2023 sebesar 5,17 persen.
“Jaga momentum pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Fokus terus ciptakan lapangan kerja, menurunkan pengangguran, memberantas kemiskinan, stunting, mengurangi kesenjangan dan mencipatkan kesejahteraan yang adil dan merata,” ujarnya dalam unggahan resmi @smindrawati, Selasa (8/8/2023).
Pertumbuhan pada kuartal kedua tersebut utamanya oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh tinggi sebesar 5,23 persen (yoy). Keberhasilan pemerintah menurunkan inflasi menjaga daya beli rakyat dan keyakinan konsumen.
Pemerintah yang menyalurkan bantuan sosial (bansos) tambahan juga terbukti membantu menjaga daya beli masyarakat yang tidak mampu. Terlebih, pada kuartal II/2023 terdapat Idulfitri dan THR Gaji ke-13 yang ikut mendorong kuat ekonomi.
Investasi yang menguat sebesar 4,63 persen didukung kebijakan struktural dan insentif pemerintah untuk mendorong Invetasi. Belanja Pemerintah APBN yang melonjak tinggi (10,62%) juga mampu mendorong kegiatan ekonomi.
Baca Juga
Ekspor tumbuh negatif 2,75 persen menggambarkan perlemahan ekonomi global, dan Impor minus 3,08 persen terpengaruh jumlah hari kerja.
Bendahara Negara tersebut melihat pertumbuhan secara spasial/daerah juga merata. BPS melaporkan bahwa ekonomi Jawa tumbuh 5,18 persen (yoy). Kemudian Sumatra 4,90 persen, Kalimantan 5,5 persen, Sulawesi 6,64 persen, Bali Nusra 3,01 persen, serta Maluku dan Papua 6,35 persen.
Capaian ekonomi Indonesia tersebut bahkan sangat baik, di saat banyak negara lain mengalami perlemahan ekonomi.
Dana Moneter Internasional atau IMF telah memberikan peringatan mengenai perlambatan ekonomi global pada 2023, seiring dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dirilis organisasi tersebut.
Dalam unggahan Sri Mulyani yang dipadukan dengan potret dirinya di Kebun Raya Bedugul, Bali, terlihat proyeksi IMF terhadap negara G7 jauh lebih rendah dari kondisi Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) diproyeksi sebesar 1,8 persen pada akhir 2023 mendatang. Sementara Kanada sebesar 1,7 persen, Jepang 1,4 persen, Italia 1,1 persen.
Wilayah Eropa bahkan lebih rendah, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,9 persen. Ekonomi Prancis diproyeksi tumbuh sebesar 0,8 persen, Inggris 0,4 persen, sementara Jerman terkontraksi sebesar 0,3 persen.
Meski dibayangi perlambatan ekonomi global, sebelumnya Sri Mulyani tetap optimistis bahwa ekonomi Indonesia akan mampu tumbuh sesuai target pemerintah, yaitu pada rentang 5 persen – 5,3 persen.
“Dengan perkembangan yang positif ini, pertumbuhan ekonomi 2023 baik kuartal II/2023 dan keseluruhan tahun diperkirakan masih terjaga di kisaran 5,0-5,3 persen,” ujarnya beberapa waktu lalu.
View this post on Instagram