Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta kepada seluruh pihak terkait untuk membantu stok ban untuk alat berat yang dalam keadaan kritis.
Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan bahwa pihaknya juga meminta perusahaan ban nasional untuk menyediakan ban alat berat.
“Dari pihak pengusaha ban nasional diminta penjelasannya bahwa memang kebutuhan untuk pertambangan itu dibutuhkan spek yang belum ada dan bisa disediakan secara nasional. Itu yang membantu salah satunya itu,” kata Wafid di Kementerian ESDM, Selasa (8/8/2023).
Wafid menyebut bahwa pihaknya saat ini memang mengkhawatirkan terkait dengan stok dari ban alat berat yang menipis. Kelangkaan ban alat berat bakal mengganggu operasional hulu tambang.
Kementerian ESDM pun masih terus mendorong pemangku kebijakan lain agar izin tersebut dapat rampung.
“Semua gitu, baru mendorong aja, tidak punya kewenangan ke situ kan kita,” ujarnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengharapkan pemerintah menuntaskan stok ban untuk alat berat yang saat ini sudah mendekati kritis. Kelangkaan ban alat barat ini akan mengganggu operasional hulu tambang.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan bahwa pihaknya sudah menyampaikan isu tersebut kepada pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan pihaknya menunggu langkah dari pemerintah.
“Isu ini sudah disampaikan sejak beberapa bulan, pemerintah kabarnya sedang follow up kami harapkan bisa segera tuntas,” kata Hendra kepada Bisnis, Selasa (8/8/2023).
Hendra kemudian menjabarkan bahwa saat ini stok ban untuk alat berat sudah mendekati fase kritis. Hal ini dikarenakan tidak terdapat stok impor untuk ban sejak awal Januari lalu.
Dia mengungkapkan jika masalah ini berlanjut produksi dari pengoperasian tambang akan terganggu. “Jika tidak ada penyelesaian, per September beberapa alat berat tidak bisa beroperasi, berarti operasi produksi bisa berkurang,” ujarnya.