Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menilai prospek realisasi investasi industri makanan dan minuman diproyeksi akan moncer pada semester II/2023.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan proyeksi tersebut tercermin dari capaian tinggi realisasi investasi sepanjang semester I/2023 dan survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Juli 2023 sebesar 53,31.
Berdasarkan data realisasi investasi yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), industri makanan dan minuman berada di peringkat ke-4 untuk Penanaman Modal Dalam Negeri yakni Rp26,7 triliun.
Di sisi lain, realisasi dari Penenaman Modal Asing (PMA), industri makanan dan minuman berada di posisi ke-7 dengan nilai US$1,11 miliar.
"Ini menunjukkan minat industri makanan dan minuman masih sangat tinggi, dan tentunya ini juga terkait dengan potensi pasar. Jadi 6 bulan ke depan survei IKI menunjukkan bahwa optimisme industriawan terus meningkat," kata Adhi dalam diskusi media bertajuk 'Industrialisasi sebagai Penggerak Perekonomian Nasional', Senin (7/8/2023).
Sebelumnya, Adhi menerangkan industri mamin mencatatkan pertumbuhan yang moncer, hal ini tecermin dari skor indeks IKI yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada angka 61.
Baca Juga
Indeks tersebut menunjukkan laju industri yang masih ekspansi. Hal ini membuat industri mamin dipandang sebagai sektor yang cukup prospektif bagi investor domestik maupun mancanegara.
Adhi menilai industri makanan dan minuman cukup kebal dari dampak pandemi, sehingga pascapandemi pertumbuhannya mampu pulih dengan cepat.
Adapun, pertumbuhan industri makanan dan minuman telah mendekati angka 5 persen. Dia memproyeksikan hingga akhir tahun dapat tumbuh di atas 5 persen, mengacu pada kondisi normal yang memiliki pertumbuhan pada 7 persen sampai dengan 10 persen.
"Kontribusi makanan dan minuman itu berada di PDB non migas sudah mencapai 38,61 persen [kuartal I/2023]. Jadi ini sangat signifikan, kontribusi mamin terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," pungkasnya.
Dalam catatan Bisnis pada Senin (30/1/2023) Adhi memproyeksikan pertumbuhan industri mamin pada 2023 ini sebesar 20 persen, terdiri atas PMA dan PMDN.
Lebih lanjut, dia menuturkan optimisme tersebut didorong oleh peningkatan nilai investasi pada 2022 lalu. Menurutnya, nilai investasi PMDN industri mamin meningkat 107 persen mencapai Rp54,9 triliun dari Rp26,5 triliun pada 2021.