Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Driver Ojol Curhat Pakai Motor Listrik Lebih Banyak Kendala

Asosiasi driver ojol menyebut bahwa penggunaan motor listrik justru menimbulkan banyak kendala dibandingkan dengan keuntungan.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Jakarta, Senin (3/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di Jakarta, Senin (3/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi membeberkan alasan masih minimnya adopsi sepeda motor listrik di kalangan pengemudi ojek online (driver ojol). Infrastruktur yang masih minim menjadi alasan utama peralihan ke kendaraan ramah lingkungan berjalan lambat.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono memperkirakan jumlah pengemudi ojek online yang sudah menggunakan motor listrik tidak lebih dari 20 persen dari total pengemudi ojek online di seluruh Indonesia.

Adapun keluhan para pengemudi ojek online yang telah menggunakan motor listrik rata-rata yakni pendapatan yang berkurang hingga waktu yang tidak efisien.

"Banyak penumpang batalkan orderan kalau tahu ojolnya menggunakan motor listrik karena rata-rata ukuran motor listrik lebih kecil," ujar Igun saat dihubungi, Rabu (2/8/2023).

Igun berujar, kendala lainnya adalah infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) masih sedikit. Jumlah SPKLU yang masih terbatas membuat pengemudi kesulitan saat sepeda motor mereka kehabisan listrik.

Meskipun fasilitas penukaran baterai tersedia, tetapi kendala yang kerap ditemui driver ojol yakni baterai yang disediakan belum terisi penuh. Membuat waktu mereka untuk mengganti atau mengisi baterai lebih lama hingga mengurangi waktu operasional mereka mendapatkan pesanan.

"Mereka harus berputar-putar mencari SPKLU," katanya.

Di sisi lain, waktu pengisian baterai dirasa lebih lama dibandingkan dengan mengantri pengisian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU. Adapun pengisian baterai motor listrik berkisar 3-8 jam hingga baterai terisi penuh, sedangkan ngantri isi BBM di SPBU hanya sekitar 10-15 menit.

"Harusnya ada super fast charging yang tidak memakan waktu berjam-jam untuk isi baterai," ucapnya.

Meskipun begitu, Igun mengakui bahwa secara pengeluaran operasional motor listrik jauh lebih hemat. Bahkan bisa 50 persen lebih murah dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak.

"Lebih murah motor listrik, tidak  perlu isi bensin, tidak ganti oli atau suku cadang seperti motor BBM," katanya.

Namun, Igun mengatakan insentif pembelian maupun konversi motor listrik belum berhasil menarik banyak minat pengemudi ojek online untuk  beralih ke kendaraan listrik mengingat lebih banyak kendala dibandingkan keuntungan yang didapat. Sebagaimana diketahui, pemerintah memang tahun ini telah menggelontorkan anggaran untuk mensubsidi pembelian dan konversi motor listrik sebesar Rp7 juta per orang.

"Kami memandang program subsidi itu akan berhasil bisa infrastruktur pengisian baterai telah memadai," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper