Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Proyek Kebanggaan Luhut: Longspan LRT Jabodebek yang Salah Desain

Jembatan lengkung bentang panjang (longspan) Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek menyabet rekor dunia itu, meskipun banyak yang beranggapan salah desain.
Rangkaian LRT Jabodebek. ANTARA/HO-Biro Komunikasi dan Informasi Publik (BKIP) Kemenhub.
Rangkaian LRT Jabodebek. ANTARA/HO-Biro Komunikasi dan Informasi Publik (BKIP) Kemenhub.

Bisnis.com, JAKARTA – Senin (11/11/2019) menjadi momen bersejarah peresmian jembatan lengkung bentang panjang (longspan) Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek di ruas Kuningan, Jakarta. Namun, karya yang menyabet rekor dunia itu disebut salah desain. 

Hal itu diungkapkan oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengenai masalah yang terjadi pada proyek LRT Jabodebek. Menurutnya, dalam proyek mercusuar itu tidak integrator sistem sehingga kurang koordinasi antara pihak terkait sampai ada kesalahan desain. 


Salah satu kesalahan desain di rute LRT Jabodebek, yaitu jembatan lengkung bentang panjang (longspan) yang menghubungkan wilayah Gatot Soebroto dan Kuningan. Padahal longspan ini merupakan terpanjang di dunia dan mendapatkan penghargaan MURI.


Kurang dari sebulan sejak dilantik, 20 Oktober 2019, para pembantu Presiden Joko Widodo berbondong-bondong menyaksikan pengecoran terakhir longspan Kuningan sepanjang 148 meter dengan radius lengkung 115 meter.

Hadir dalam seremoni pengecoran Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Luhut sebagai lead dalam peresmian tersebut menyampaikan rasa bangga bahwa proyek longspan yang menjadi salah satu terpanjang di dunia dikerjakan oleh anak bangsa. "Kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia," katanya seperti dimuat Antara Senin (11/11/2019).

Menteri Perhubungan Budi Karya menambahkan proyek tersebut merupakan salah satu yang rumit, baik dari struktur hingga pembiayaannya.“Project ini menjadi contoh dari struktur, kesulitan, dan financing. Kami jadikan skema KPBU, tetapi dikerjakan Adhi Karya dan KAI," ujarnya.

Proyek jembatan bentang panjang dengan model melengkung itu menggunakan tipe box girder beton. Longspan yang menghubungkan Cibubur-Kuningan itu lolos uji pondasi dengan menahan berat beban 4.400 ton.

Longspan Kuningan itu didesain oleh Arvilla Delitriana, seorang konsultan Indonesia. Dia mengalahkan tiga model dari konsultan internasional asal Perancis yang sering disewa PT Adhi Karya selaku pengembang proyek LRT Jabodebek.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro kala itu memuji bahwa kelebihan dari inovasi yang dilakukan oleh Arvilla Delitriana adalah membuat crossing atau lintasan di atas perempatan Kuningan.

“Tentunya bukan hanya perempatan yang ramai tetapi juga sudah banyak struktur lain terutama ada jalan tol, flyover dan juga ada underpass dari Mampang menuju Kuningan," kata Bambang seperti dimuat Antara Senin (7/1/2020).

Untuk memecah kerumitan struktur Arvilla Delitriana menemukan opsi terbaik membuat Longspan Kuningan. Model longspan ini masuk dari Jalan Gatot Subroto ke Jalan Rasuna Said tanpa menambah kolong di tengah perempatan Kuningan.
 

Model Longspan Kuningan/Dok. Adhi Karya
Model Longspan Kuningan/Dok. Adhi Karya


Dari awal sebenarnya PT Adhi Karya mempunyai konsultan internasional dari Prancis untuk pembuatan lintasan LRT tersebut. Namun, konsultan itu menghadapi kesulitan dan menilai sangat sukar diimplementasikan dan beresiko di lapangan.

Konsultan asing itu mengusulkan harus membangun kolong tambahan persis di tengah perempatan Kuningan. Namun, Arvilla memecahkan masalah itu. Bahkan, supervisor dari Jepang untuk proyek tersebut juga mengapresiasi model longspan Kuningan buatan Arvilla.

Sementara itu, Arvilla menyampaikan model jembatan ini memiliki kekhususan atau keunikan dibandingkan dengan jembatan lain. Pasalnya, jembatan ini harus melengkung sepanjang 148 meter, dan hanya menggunakan dua kaki sebagai pilar dengan beda tinggi.

Dua kaki yang menjadi pilar penahan jembatan memiliki ketinggian 22 meter dan 16 meter. Terlepas dari tingginya, dua kaki tersebut dibangun dengan pondasi menembus ke bawah tanah sejauh 8 meter dari permukaan tanah.

Dengan kondisi itu, tuturnya, longspan Kuningan memiliki kondisi mekanisme jembatan yang tidak biasa karena harus bisa menahan tarikan di kedua sisi ujung jembatan agar tetap kokoh dan stabil.

"Saya memberikan gaya untuk menegakkan pier itu selalu, jadi posisinya harus pas, jumlahnya harus pas dan tarikannya harus pas," ujar lulusan Institut Teknologi Bandung itu.

Menurut Arvilla, kecepatan LRT pada saat melewati lengkungan maksimal 30 km per jam sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga kereta tidak terlempar dari jalurnya.

Pembangunan konstruksi jembatan lengkung bentang panjang Kuningan ini membutuhkan waktu 700 hari. Proyek LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi menyeluruh pada Juni 2021. Namun, molor 2 tahun dan ditargetkan beroperasi 18 Agustus 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hendri T. Asworo
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper