Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badan Karantina: Australia Minta Investigasi Soal LSD Sapi Impor

Badan Karantina Pertanian menyebut pihak Australia meminta waktu untuk investigasi penyebab virus LSD pada sapi impor.
Ilustrasi sapi impor. /oklahomafarmreport.com
Ilustrasi sapi impor. /oklahomafarmreport.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang menyebut bahwa pihak Australia meminta waktu selama 60 hari kepada pemerintah Indonesia untuk menginvestigasi penyebab penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang ditemukan pada 13 ekor sapi impor asal Australia di Pelabuhan Tanjung Priok.

Sebagaimana diketahui, Barantan telah menangguhkan sementara impor sapi dari empat peternakan Australia yang diduga terindikasi menjadi sumber LSD sejak 12 Juli 2023.

Bambang menjelaskan, permintaan waktu investigasi sumber LSD tersebut diajukan Australia setelah mereka sebelumnya membantah temuan Barantan terkait LSD pada sapi yang dikirim ke Indonesia. Sebelumnya, pihak Australia terkesan tidak mempercayai sapi mereka yang baru tiba di Indonesia terindikasi LSD sementara sistem biosecurity Negeri Kanguru itu diklaim telah sangat mumpuni.

"Kita sampaikan atas temuan kita, pastinya Australia membantah, kemudian mereka pengen tahu apa yang dilakukan Barantan kok berani-beraninya mengatakan sapi Australia tertular LSD," ujar Bambang di Kementerian Pertanian, Selasa (1/8/2023).

Bambang mengatakan bahwa pemeriksaan sapi impor Australia tersebut dilakukan sesaat setelah sapi turun dari kapal.

Petugas Barantan mengambil serum darah, kerokan kulit dan swab mulut pada sapi yang belum dilakukan vaksinasi LSD. Hasil pengujian dengan real time PCR menunjukkan positif LSD.

Kemudian, sampel diuji ulang di Balai Besar Uji Standar Karantina dan Balai Besar Veteriner Wates. Hasilnya pun terkonfirmasi positif LSD.

"Setela laporan, klaim dari sana seakan-akan [sapi] tidak tertular dari sana. Bahkan mereka datang ke sini meminta penjelasan, dan pada akhirnya Australia meminta waktu 60 hari," tutur Bambang.

Adapun saat ini, Barantan mengklaim terus melakukan koordinasi dengan pemerintah Australia melalui Department Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF)  untuk menginvestigasi terhadap temuan LSD pada empat peternakan/premises yang ditangguhkan.

Sebagai informasi, Data sistem otomasi Barantan, IQFAST tercatat dari Pelabuhan Laut Belawan, Tanjung Priok, Lampung, Cilacap dan Bandar Udara Soekarno Hatta tercatat jumlah sapi impor asal Australia di tahun 2022 berjumlah 303.867 ekor dan 153.384 ekor untuk periode 1 Januari hingga 31 Juli 2023.

Penyakit LSD tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh serangga, antara lain nyamuk, lalat dan caplak.

Penyakit yang menyerang sapi dan kerbau. Masa inkubasi (waktu yang diperlukan dari awal infeksi sampai munculnya gejala klinis) penyakit LSD secara alamiah cukup lama bahkan dapat mencapai lima minggu. Sehingga penyakit tidak mungkin muncul secara tiba-tiba dalam waktu singkat (1-3 hari). Virus dapat bertahan di keropeng selama 33 hari dan pada leleran mulut dan hidung selama 28 hari.  

1690882534_123a3542-96b7-41c1-9375-fec8487be3ad.
1690882534_123a3542-96b7-41c1-9375-fec8487be3ad.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang (kiri) saat memberikan keterangan pers, Selasa (1/8/2023)./ BISNIS - Dwi Rachmawati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper