Bisnis.com, JAKARTA - Keterisian ruang ritel di pusat perbelanjaan atau mal pada kuartal II/2023 masih belum pulih meski status pandemi Covid-19 telah dicabut.
Berdasarkan laporan Cushman & Wakefield, tingkat keterisian atau okupansi mal berada di level 77,2 persen pada kuartal II/2023. Posisi tersebut terpantau stagnan bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter on quarter/QoQ).
Director Strategic Consulting Indonesia Cushman & Wakefield, Arief Rahardjo, juga menjelaskan bahwa tingkat kekosongan mall strata-title terpantau meningkat menjadi 38,7 persen. Di mana sebagian besar disebabkan oleh penutupan hypermarket sebagai penyewa utama pada kuartal sebelumnya.
Namun demikian, Arief menambahkan, pusat ritel saat ini dinilai telah mengalami permulaan tahun yang baik. Hal tersebut ditandai dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung, terutama selama musim liburan. Meskipun demikian, tingkat kunjungan masih di bawah level sebelum pandemi.
"Pusat-pusat ritel gaya hidup menjadi destinasi ritel yang semakin diminati karena para pengunjung mencari pengalaman," kata Arief, dikutip Jumat (28/7/2023).
Menurutnya, membaiknya minat masyarakat tersebut juga ditandai dengan adanya rencana penambahan pasokan pasar ritel di Jakarta pada semester II/2023 yakni One District di Puri.
Baca Juga
Seiring dengan rencana pembukaan One District Puri tersebut, jika seluruh pusat baru yang direncanakan berhasil memenuhi jadwal penyelesaian, maka total pasokan pusat ritel gaya hidup di Jakarta akan mencapai 4.774.000 meter persegi pada akhir 2023.
Adapun, hingga kuartal II/2023, Cushman & Wakefield mencatat pasokan kumulatif pusat ritel meningkat sebesar 0,8 persen mencapai sekitar 4.707.000 m persegi.
"Lippo Mall East Side di Holland Village dan Retail Podium di Thamrin Nine Tower diharapkan akan memasuki pasar pada kuartal-kuartal mendatang dan akan menambahkan sekitar 67.000 m2 ruang ritel ke pasar," ujar Arief.