Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Banyak Mal Sepi di Pusat Kota Usai Pandemi, Ini Biang Keroknya

Berdasarkan data Colliers Indonesia, tingkat hunian rata-rata mal di Jakarta masih stagnan di kisaran 69 persen pada kuartal I/2023.
Kondisi terkini Mal Blok M yang sepi penyewa dan pengunjung, Minggu (8/1/2023). BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa.
Kondisi terkini Mal Blok M yang sepi penyewa dan pengunjung, Minggu (8/1/2023). BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa.

Bisnis.com, JAKARTA - Masih banyak pusat perbelanjaan atau mal sepi di pusat kota Jakarta meskipun pandemi Covid-19 telah berakhir. Segelintir pusat perbelanjaan harus menerima nasib ditinggal pengunjung maupun tenant.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengatakan membenarkan kondisi okupansi keterisian ruang ritel di mal telah pulih dengan kisaran 80 persen, angka ini belum pulih seperti prapandemi di kisaran 90 persen. 

"Ada beberapa pusat perbelanjaan yang tingkat kunjungannya tidak meningkat ataupun bahkan memburuk," kata Alphonzus kepada Bisnis (12/6/2023).

Sementara itu, rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan saat ini telah mencapai hampir 100 persen dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Kondisi tersebut hanya berlaku bagi mal yang kini menghadirkan konsep dan fungsi baru, sehingga tidak lagi hanya sekadar tempat belanja, melainkan sebagai social connection hub.

"Pusat perbelanjaan harus dapat memiliki dan menyediakan tempat ataupun fasilitas untuk pelanggan melakukan interaksi sosial dengan sesamanya," ujarnya.

Artinya, pengelola perlu menyediakan ataupun memberikan pengalaman berbeda kepada para pelanggannya. Jika fungsi mal hanya sebagai tempat belanja, maka fungsi tersebut akan berhadapan langsung dengan e-commerce. 

Menurutnya, pengalaman yang menarik bagi pengunjung dapat diciptakan dari konsep gedung dan juga tenant mix, sekaligus menghadirkan fasilitas gaya hidup sesuai dengan tren pascapandemi. 

"Banyak mal yang mampu dan berhasil memberikan fungsi lain dari sekadar fungsi belanja saja sehingga diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat bahkan tingkat kunjungannya telah mencapai 100 persen," jelasnya.

Berdasarkan data Colliers Indonesia, tingkat hunian rata-rata mal di Jakarta masih mengalami stagnan di 69 persen pada kuartal I/2023.

Kondisi yang sama terjadi pada mal di wilayah Jabodetabek, di mana tingkat hunian di angka 68,8 persen turun karena adanya penambahan pasokan baru.

Jika dibandingkan dengan kinerja tingkat hunian prapandemi yakni pada kuartal keempat 2019, rata-rata okupansi mal di Jakarta yakni 79,8 persen dan di Bodetabek 78,5 persen.

Dalam laporannya, kinerja tingkat hunian pusat perbelanjaan untuk kelas menengah atas dan premium cukup tinggi pada kuartal I/2023, di mana masing-masing berada di 79,3 persen dan 84,5 persen.

Dibandingkan dengan kelas menengah ke bawah, tingkat hunian berada di 65,9 persen untuk kelas menengah dan 47 persen untuk menengah bawah. 

Kendati demikian, angka tersebut masih jauh di bawah tingkat hunian pada kuartal IV/2019 atau sebelum masa pandemi. Kala itu, kelas premium berada di level 91 persen, kelas atas 90,4 persen, menengah 77,6 persen, dan menengah bawah 66,3 persen.

Tak hanya dari segi okupansi, harga sewa ruang ritel pun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tarif sewa sebelum pandemi. 

Rata-rata harga sewa ritel di Jakarta saat ini yakni Rp563.428 per meter persegi, sementara pada kuartal IV/2019 yakni sebesar Rp609.003 per meter persegi. 

Namun, dari sisi service charge, tarif yang berlaku pada kuartal pertama 2023 lebih tinggi yakni Rp153.519 per meter persegi, dibandingkan dengan prapandemi Rp145.784 per meter persegi. 

Berikut Ini Perbandingan Harga Sewa Ritel di Mal Jabodetabek:

1. Jakarta

- Premium: Q4 2019 tarif sewa Rp1,4 juta per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp1,3 juta per meter persegi. 

- Middle Upper: Q4 2019 tarif sewa Rp783.127 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp800.369 per meter persegi. 

- Middle: Q4 2019 tarif sewa Rp462.826 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp382.282 per meter persegi. 

- Middle Lower: Q4 2019 tarif sewa Rp279.598 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp260.669 per meter persegi. 

2. Bodetabek

- Area Bogor: Q4 2019 tarif sewa Rp347.493 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp367.529 per meter persegi. 

- Depok: Q4 2019 tarif sewa Rp330.453 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp320.361 per meter persegi. 

- Tangerang: Q4 2019 tarif sewa Rp434.002 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp398.993 per meter persegi. 

- Bekasi: Q4 2019 tarif sewa Rp390.947 per meter persegi, sedangkan Q1 2023 Rp383.812 per meter persegi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper