Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) mengungkap alasan di balik penjualan lahan kawasan industri di wilayah Subang masih terhambat pada semester I/2023.
Ketua Umum HKI, Sanny Iskandar, mengatakan lahan industri di Subang memang menarik banyak investor asing maupun domestik. Namun, kemudahan akses konektivitas masih dinantikan oleh para investor.
"Di kawasan industri subang belum terlalu banyak penjualan. Hal ini disebabkan simpang susun di jalan tol Cipali dan akses jalan tol menuju ke Pelabuhan Patimban yang masih baru akan dibangun akhir tahun ini," kata Sanny kepada Bisnis, Rabu (26/7/2023).
Sanny mengatakan penjualan lahan kawasan industri di Subang masih tersendat, padahal ada banyak stimulus yang dapat mendorong penyerapan lahan di kawasan tersebut. Misalnya, keterbatasan lahan di Bekasi dan posisi yang dekat dengan Pelabuhan Patimban.
Ketersediaan lahan yang terbatas di Bekasi menyebabkan pergeseran situs ekspansi ke daerah terdekat yang dekat dengan pelabuhan di wilayah Patimban Subang.
Subang sendiri mengalami perkembangan pesat, dengan diluncurkannya 2 kawasan industri yaitu Kawasan Industri Taifa (94 hektare) oleh PT Taifa Jaya dan Subang Smartpolitan (2.717 hektare) yang dikembangkan oleh PT Suryacipta Swadaya, anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA).
Baca Juga
"Calon investor dari luar negeri banyak yang datang [ke Subang]. Namun memerlukan waktu untuk kajian atau evaluasi sampai mengambil keputusan beli," terang Sanny.
Merujuk pada data transaksi lahan kawasan industri dari Colliers Indonesia, Suryacipta baru menuntaskan penjualan seluas 2 hektare di kawasan industri Subang Smartpolitan. Penjualan tersebut diketahui dilakukan kepada perusahaan Jepang pada semester II/2022 lalu.
Pada awal 2023, diketahui harga jual lahan di kawasan industri Subang yakni di kisaran US$125 atau Rp1,8 juta per meter persegi.
Sementara itu, penjualan lahan industri paling laris masih di kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang yakni sebanyak 27 hektare sepanjang semeter I/2023. Disusul oleh Jababeka sebanyak 14 hektare pada periode yang sama.
Padahal, harga lahan industri di Karawang yakni di kisaran US$154 atau Rp2,2 juta per meter persegi, sedangkan di Bekasi harga lahan industri sudah lebih tinggi yakni di kisaran US$201 atau Rp2,9 juta per meter persegi, lebih mahal dari kawasan industri Subang.