Bisnis.com, JAKARTA - SKK Migas menyebut industri hulu dan berat bisa memulai pengurangan emisi gas rumah kaca dalam upaya penangkapan karbon (Carbon Capture, Utilization and Storage/CCUS) menggunakan teknologi yang sudah teruji.
Staf Ahli Ketua SKK Migas Luky Yusgiantoro mengatakan Indonesia memiliki banyak sumber industri CO2, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara, pengolahan gas alam, kilang minyak dan pabrik kimia.
Banyaknya sumber daya penyimpanan geologis yang berpotensi menjadi lokasi penangkapan karbon di penjuru negeri, beberapa proyek terkait telah dimulai dan sebagian besar ditargetkan untuk mulai beroperasi sebelum 2030.
"Indonesia memiliki formasi geologi yang dapat digunakan untuk menyimpan karbon secara permanen dengan menggunakan teknologi yang tepat," kata Luky dalam siaran pers, Rabu (26/7/2023).
Dia menuturkan dekarbonisasi industri hulu dan berat merupakan langkah penting untuk mewujudkan target Net Zero Emission Indonesia pada 2060. SKK Migas akan terus berperan aktif dalam penerapan CCUS di Indonesia.
Menurutnya, industri berat Indonesia lainnya juga bisa memulai pengurangan emisi gas rumah kaca. Mereka dapat menggunakan teknologi teruji yang sesuai dengan skala dan kesiapan fasilitas operasional mereka.
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Honeywell menjelaskan teknologi dan solusi CCUS termasuk manajemen emisi dari hulu hingga hilir bagi industri-industri beremisi tinggi seperti minyak dan gas, energi, baja, semen, kilang, bahan kimia, dan petrokimia.
Presiden Honeywell Asia Tenggara dan Chief Commercial Officer High Growth Regions, Steven Lien menuturkan melalui teknologi tersebut pelaku industri dapat mendeteksi, mengukur, memantau, dan memitigasi lebih dari 20 gas rumah kaca.
"Saat ini, perusahaan-perusahaan mancanegara yang menggunakan teknologi CCUS Honeywell sanggup menangkap 40 juta ton CO2 per tahun, atau setara dengan emisi lebih dari 8,6 juta mobil," katanya.
Dia menambahkan teknologi Honeywell siap untuk menangkap emisi karbon dioksida dari proses industri dan menyimpannya di bawah tanah agar dapat digunakan untuk beragam aplikasi, seperti pengambilan minyak bumi atau menjadi bahan baku untuk produksi bahan bakar sintetis yang berkelanjutan
Penangkapan karbon sebelum atau sesudah proses pembakaran industri dapat membantu mengurangi efek gas rumah kaca dan mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon.