Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif menanggapi rencana Indonesia menerapkan larangan eskpor komoditas pasir kuarsa/salika.
Menteri Arifin menyebut bahwa saat ini pihaknya masih mempelajari terkait dengan rencana larangan eskpor tersebut. Dia juga mengatakan bahwa pihaknya masih melihat data volume pasir kuarsa milik Indonesia yang keluar untuk tujuan ekspor.
“Kita lagi pelajari berapa banyak pasir kita yang keluar (dari Indonesia),” kata Arifin saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Diberitakan sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan, pemerintah berencana memberlakukan larangan ekspor komoditas pasir kuarsa.
Bahlil menyampaikan, cadangan pasir kuarsa di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Guna meningkatkan nilai tambahnya, pemerintah mempertimbangkan untuk melakukan pelarangan ekspor.
“Tidak hanya di sektor nikel, kita ingin pasir kuarsa juga dikelola, tidak menutup kemungkinan kita juga mempertimbangkan akan melarang ekspor juga. Terserah orang mau protes, masa negara kita tidak boleh maju,” kata Bahlil dalam konferensi pers, dikutip Sabtu (22/7/2023).
Baca Juga
Dengan mendorong hilirisasi pada komoditas pasir kuarsa, menurut Bahlil, Indonesia nantinya akan menjadi salah satu negara pemasok panel surya terbesar di dunia.
Adapun, pada Selasa (19/7/2023), Bahlil melakukan kunjungan ke fasilitas produksi Xinyi Group, salah satu perusahaan industri kaca dan solar panel, di Wuhu, China.
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut atas rencana investasi Xinyi Group di Kawasan Rempang Eco-City yang terletak di Batam, Kepulauan Riau.
"Selama ini kan kita telah melakukan hilirisasi nikel. Kita mempunyai komoditas pasir kuarsa, silika yang selama ini kita ekspor raw material. Dengan kita membangun ekosistem pabrik kaca dan solar panel, ini merupakan bagian daripada hilirisasi di sektor pasir kuarsa," ujarnya.