Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan saat krisis ekonomi terjadi, pihak yang selalu disalahkan adalah menteri keuangan.
Sri Mulyani mengungkapkan berbagai krisis keuangan yang terjadi di Indonesia sejak 1998 hingga saat pandemi Covid-19 terjadi, ditentukan bahkan disebabkan oleh profesi keuangan. Namun dalam kondisi krisis tersebut, para profesi keuangan tidak pernah diikutsertakan.
“Waktu krisis terjadi, memang pernah ditanya profesi akuntan atau aktuaris? Ngga kan? Yang dimarahi menteri keuangan, yang cuci piring,” ungkap Sri Mulyani saat memberi arahan di acara Profesi Keuangan Expo 2023, Selasa (25/7/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani menekankan dan berharap profesi keuangan tersebut menyiapkan antisipasi dan kompetensi yang semakin memadai untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi di masa mendatang.
Seperti isu terkini terkait perubahan iklim atau climate change, di mana para profesi keuangan harus memperhitungkan risiko dan persiapan yang harus dilakukan.
“Saya berpesan, untuk climate change, para profesi keuangan jadilah orang yang maju 3 langkah lebih depan menjelaskan nature dari risiko sehingga pembuat kebijakan di korporasi di sektor keuangan, bank, asuransi, pensiun, capital market, pemerintah bisa mengakses kemungkinan risiko,” katanya.
Baca Juga
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut berharap, para profesi keuangan, dapat memberikan informasi-informasi yang bertanggung jawab dalam menentukan risiko keuangan.
Selain itu, Sri Mulyani menyebutkan bahwa profesi keuangan seperti akuntan, aktuaris, hingga konsultan pajak memiliki peran penting dalam mendukung Indonesia menjadi negara maju.
Menurutnya, profesi keuangan akan semakin penting dalam reformasi sektor keuangan yang merupakan salah satu pondasi Indonesia untuk menjadi negara high income country atau berpendapatan tinggi.
“Nggak akan mungkin kita [Indonesia] naik ke atas tanpa reformasi sektor keuangan, dan reformasi sektor keuangan nggak akan jalan jika profesi keuangan belum memiliki kesiapan dan mindset yang sama,” ujarnya.
Dirinya menjelaskan bahwa profesi keuangan menjadi ujung tombak baig keberlangsungan usaha maupun negara untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di sektor keuangan.
Sri Mulyani memberikan contoh seorang akuntan yang melihat semua krisis tingkat mikro perusahaan atau tingkat personal sampai tingkat ekonomi, pasti sumbernya neraca dan income statement yang kacau.
"Untuk itu, profesi keuangan sangat menentukan ekonomi suatu negara dapat maju dan terus sehat atau sebaliknya," imbuhnya.