Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kebijakan hilirisasi sumber daya alam akan mendatangkan berbagai dampak positif untuk perekonomian Indonesia.
Dia menuturkan hilirisasi komoditas Indonesia, seperti timah, nikel, tembaga, rumput laut, hingga kelapa sawit akan membuka banyak peluang lapangan pekerjaan.
"Satu item saja, [hilirisasi] bijih nikel, bisa dilihat dampaknya untuk ekonomi kita. Jadi bisa dibayangkan kalau kita integrasikan ini jadi satu ekosistem yang membawa negeri ini menjadi negara maju dalam 25 tahun ke depan," kata Luhut di acara Nikel Conference, Selasa (25/7/2023).
Namun, Luhut menuturkan bahwa perubahan tersebut tidak bisa didapatkan secara instan. Dirinya menegaskan bahwa perlu ada dorongan dari pemerintah berikutnya agar dapat merealisasikan hal ini.
Salah satunya dengan menjalankan enam agenda utama dari pemerintah saat ini guna menjadikan pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu berkembang.
“Tidak akan ada perubahan yang jelas, siapapun yang menjadi pemerintah berikutnya, harus melakukan ini,” ujarnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan hilirisasi telah membuat daerah-daerah penghasil nikel, seperti Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas rerata nasional.
Bahlil menyatakan bahwa dampak positif dari fokus hilirisasi yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia telah membuat pertumbuhan ekonomi terjadi secara merata, terutama di daerah-daerah penghasil dari komoditas bahan baku nikel.
Salah satu contohnya adalah Maluku Utara. Dia mengungkapkan bahwa sebelum berfokus pada hilirisasi, pertumbuhan ekonomi daerah tersebut berada di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
“Sekarang pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di atas pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 19 persen, bahkan tahun kemarin sampai dengan 27 persen,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Kementerian Investasi, Jakarta, Jumat (30/6/2023).
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, selain Maluku Utara, daerah penghasil nikel lainnya turut mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional.
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, misalnya, mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita masing-masing sebesar 20,3 persen dan 6,7 persen pada 2022. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi yang rerata 6,4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel