Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Setop Ekspor Biji-bijian, PBB: Banyak yang Mati Kelaparan!

PBB mengungkapkan banyak orang yang akan mati kelaparan jika Rusia ngotot setop ekspor biji-bijian.
Kapal kargo berbendera Sierra Leone, Razoni membawa gandum dan biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Odesa, kata Kementerian Pertahanan Turki, Senin (1/8/2022)./Istimewa
Kapal kargo berbendera Sierra Leone, Razoni membawa gandum dan biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Odesa, kata Kementerian Pertahanan Turki, Senin (1/8/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan dampak atas aksi Rusia yang menyetop kesepakatan yang mengizinkan ekspor biji-bijian dari Ukraina ke Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative. 

Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan bahwa aksi Rusia tersebut berpotensi mengancam kelaparan bagi jutaan orang. Bahkan, sekitar 362 juta orang di 69 negara membutuhkan bantuan kemanusiaan. 

"Banyak orang akan kelaparan, banyak yang akan mati sebagai akibat dari keputusan-keputusan ini," katanya sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Minggu (23/7/2023). 

Rusia keluar dari kesepakatan Black Sea Grain pada Senin (17/7/2023), dengan alasan karena negaranya belum dapat memenuhi kebutuhan makanan dan pupuknya sendiri. Dengan demikian tidak ada cukup biji-bijian dari Ukraina yang akan diterima oleh negara-negara termiskin. 

Akibatnya, harga gandum berjangka AS di Chicago naik lebih dari 6 persen minggu ini, dan pada Rabu (19/7/2023), mengalami kenaikan harian terbesar sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. 

Mereka memangkas sebagian kenaikan tersebut pada hari Jumat sebagian karena harapan Rusia akan melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan tersebut.

Kesepakatan Black Sea Grain tersebut diinisiasi setahun yang lalu oleh PBB dan Turki untuk memerangi krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Rusia. Mengingat, Ukraina dan Rusia merupakan eksportir biji-bijian terbesar di dunia.

PBB telah lama menyatakan bahwa kesepakatan Black Sea Grain Initiative adalah sebuah operasi komersial dan telah menguntungkan negara-negara miskin dengan membantu menurunkan harga pangan lebih dari 23 persen secara global sejak Maret tahun lalu. 

Program Pangan Dunia juga mengirimkan 725.000 ton biji-bijian ke Afghanistan, Djibouti Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan, dan Yaman.

Namun, ahli ekonomi makro Mikhail Khan, yang diminta Rusia untuk memberikan pengarahan kepada Dewan Keamanan, mengatakan bahwa negara-negara termiskin hanya menerima 3 persen dari biji-bijian yang dikirim oleh Ukraina, sesuai dengan data PBB.

“Dampak dari kesepakatan biji-bijian dalam hal penyediaan biji-bijian Ukraina ke pasar global pada dasarnya tidak terlalu signifikan," katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Vershinin menyebutkan bahwa Rusia sedang menegosiasikan ekspor makanan ke negara-negara yang paling membutuhkan setelah keluar dari kesepakatan tersebut, tetapi belum menandatangani kontrak apapun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper