Bisnis.com, JAKARTA - Harga gandum diprediksi akan mengalami kenaikan mingguan lebih dari 9 persen sebagai imbas dari latihan militer Rusia di Laut Hitam. Hal ini berisiko mengganggu perdagangan biji-bijian dari wilayah penghasil vital.
Angkatan Laut Rusia pada Jumat (21/7/2023) mengatakan pihaknya melakukan latihan tembakan langsung di perairan. Hal ini terjadi ketika Rusia baru-baru ini mengakhiri perjanjian yang memungkinkan Ukraina mengekspor gandum melalui beberapa pelabuhan Laut Hitam, atau dikenal Black Sea Grain Initiative.
Kedua negara juga telah memperingatkan bahwa kapal yang menuju ke pelabuhan masing-masing dapat dianggap sebagai target militer.
Kemudian, diketahui bahwa Rusia menghantam depot biji-bijian di wilayah Odesa semalam, menyebabkan kebakaran dan merusak peralatan pertanian. Kenaikan harga gandum dapat kembali memicu biaya komoditas pangan.
“Pasar telah bereaksi keras minggu ini dari geopolitik menyusul penarikan Rusia dari Black Sea Grain Initiative, dan berlanjutnya kekhawatiran cuaca di sebagian besar Belahan Bumi Utara,” jelas ADM Agriculture Ltd., seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (21/7).
Ketegangan Laut Hitam dapat menambah risiko bagi pasar biji-bijian global. Tak hanya itu, panas juga mengancam tanaman jagung di Eropa selatan.
Baca Juga
Berdasarkan laporan Maxar, kondisi yang lebih kering akan terjadi untuk tanaman jagung dan kedelai di Midwest dan Delta AS minggu depan. India juga menambah goncangan dalam pasokan makanan karena dilaporkan akan melarang beberapa ekspor beras.
Dewan Gandum Internasional menaikkan perkiraan produksi biji-bijian globalnya untuk musim 2023-2024, namun memangkas prospek gandum.