Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antisipasi Dampak El Nino, Stok Beras Bulog Mencapai 735.000 Ton

Hingga saat ini, stok beras yang ada di Perum Bulog saat ini  mencapai 735.000 ton.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memfokuskan penguatan stok pangan dan stabilisasi harga sebagai salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi dampak El Nino. Untuk komoditas beras, stok yang ada di Perum Bulog saat ini  mencapai 735.000 ton.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi seusai menghadiri Rapat Terbatas Bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo, pada Selasa (18/7/2023) di Istana Negara, Jakarta.   

Arief mengatakan penguatan stok pangan agar ketersediaan dan stabilitas pangan tetap terjaga dan mengantisipasi dampak kekeringan ekstrem akibat El Nino yang menurut BMKG diperkirakan pada Agustus September ini.

“Sesuai arahan dari Bapak Presiden dalam rapat antisipasi dampak El Nino hari ini bersama dengan Menteri dan Kepala Lembaga terkait, NFA diminta untuk menyiapkan dan menghitung secara cermat stok pangan nasional kita,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/7/2023).

Arief mengatakan penyiapan stok pangan nasional dilakukan dengan menguatkan posisi cadangan pangan pemerintah yang dapat dimanfaatkan untuk stabilisasi pangan.

Dengan ditetapkannya Perpres 125/2022, PMK 153/2022, serta PMK 34/2023 BUMN Pangan bersama Badan Pangan Nasional saat ini tengah berprogres dalam penguatan Cadangan Pangan Pemerintah baik melalui Subsidi Bunga Pinjaman serta Pemberian Penjaminan Pemerintah.

“Stok level masing-masing komoditas pangan yang menjadi kewenangan Bapanas dalam Perpres tersebut ditargetkan bisa 5-10 persen dari kebutuhan atau market share nasional sehingga dapat memberikan dampak signifikan dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan," jelas Arief.

Arief mengungkapkan dengan kondisi stok beras yang ada di perum Bulog saat ini yang mencapai 735.000 ton, pihaknya terus mendorong pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari produksi dalam negeri.

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menyiapkan lahan 500.000 hektar sehingga nantinya dapat memasok stok beras ke Bulog sesuai target dari NFA mencapai 2,4 juta ton beras hingga akhir tahun 2023.

"Penguatan stok pangan ini kita terus percepat, dengan menaikkan stok Bulog dari 735.000  ton menjadi 1,2 juta ton sesegera mungkin, paralel dengan upaya peningkatan produksi padi sehingga dampak El Nino terhadap ketahanan pangan dapat kita minimalisir sekecil mungkin," ujarnya.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, guna menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi pangan, pemerintah akan melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua. “Selanjutnya berkaitan dengan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua kepada 21,353 juta KPM, Presiden telah menyetujui untuk dilanjutkan di Oktober sampai Desember tahun ini” ujar Arief.

Sebagai informasi, bantuan pangan beras tahap pertama selama tiga bulan dari April-Juni telah rampung dilaksanakan oleh Perum Bulog untuk 21,353 juta KPM di 38 provinsi dengan total bantuan mencapai 640 ribu ton beras.

Selain bantuan pangan, Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai instrumen stabilisasi pasokan dan harga pangan juga terus digencarkan. Kolaborasi bersama dengan stakeholder terkait menjadi kunci dalam upaya pengendalian inflasi di tengah ancaman El Nino. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendukung upaya kolaborasi bersama NFA dengan menggencarkan GPM di seluruh kabupaten/kota dan mendorong pemerintah daerah menggunakan Biaya Tidak Terduga/BTT untuk stabilisasi pangan dan kegiatan lain yang diperlukan.

"Hari ini juga bersamaan kita mulai, NFA berkolaborasi dengan berbagai pihak antara lain BUMN pangan, BUMD Pangan, Charoen Pokphan, dan Japfa menggelar Gerakan Pangan Murah Daging Ayam secara serentak dengan harga Rp 33.000-Rp 36.000/kg pada lebih dari 4.000 lokasi di wilayah Jabodetabek." pungkas Arief.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper