Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Dinilai Dapat Perkuat Struktur Permodalan Sriwijaya Air

Pemerhati penerbangan Alvin Lie menilai IPO merupakan salah satu strategi yang dapat diambil sebuah maskapai untuk memperkuat struktur permodalan.
Dua pramugari melintas di lorong pesawat dalam acara Kartini Flight yang diadakan Sriwijaya Air Group, Minggu (21/42019)./Bisnis-Sriwijaya Air Group
Dua pramugari melintas di lorong pesawat dalam acara Kartini Flight yang diadakan Sriwijaya Air Group, Minggu (21/42019)./Bisnis-Sriwijaya Air Group

Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai penerbangan Sriwijaya Air mengumumkan rencana untuk melakukan penawaran perdana atau initial public offering (IPO) di lantai bursa. Langkah tersebut diperkirakan dapat memperkuat struktur permodalan Sriwijaya Air. 

Pemerhati penerbangan Alvin Lie mengatakan IPO merupakan salah satu strategi yang dapat diambil sebuah maskapai untuk memperkuat struktur permodalan. Menurutnya, kehadiran pemilik saham yang lebih banyak akan berimplikasi pada perubahan sistem manajemen.

“Selain itu pengawasan terhadap corporate governance juga tentunya akan lebih professional,” kata Alvin saat dihubungi, Jumat (14/7/2023).

Alvin melanjutkan kesepakatan perdamaian pada PKPU merupakan indikasi kepercayaan para lessor dan kreditur terhadap Sriwijaya Air. Dia mengatakan kreditur masih percaya terhadap prospek Sriwijaya Air jika dibenahi secara sistematik.

Konsekuensi perdamaian ini, kata Alvin, adalah pihak owner dan manajemen Sriwijaya Air harus segera melaksanakan komitmen-komitmen pembenahan manajemen, pemasaran, dan permodalan.

 ”Di samping itu, perdamaian PKPU ini juga mengindikasikan bahwa industri transportasi udara Indonesia masih memiliki prospek yang cerah di masa depan,” kata Alvin.

 Lead Restructuring Counsel dan Kuasa Hukum Sriwijaya Air, Hamonangan Syahdan Hutabarat menuturkan rencana IPO tersebut sudah tercatat dalam proposal perdamaian PKPU yang diketahui oleh para kreditur.

Adapun para krediturnya menyetujui debitur untuk restrukturisasi utangnya senilai Rp7,3 triliun.

Dalam proposal perdamaian PKPU tersebut, lanjutnya, bakal ada mitra strategis baru Sriwijaya Air dengan masuknya investor hingga pendanaan. 

"Memang niatan dari awal Sriwijaya Air harus lebih baik dari sebelum PKPU. Jadi, langit ini mau dipenuhi sama biru putih merah lagi. Salah satu rencana bisnis adalah adanya IPO," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (14/7/2023).

Sebagai informasi, persidangan PKPU Sriwijaya Air di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2023) berakhir damai. Sebanyak 100 persen kreditur separatis sepakat menyetujui rencana perdamaian, sementara kreditur konkuren yang sepakat sebanyak 92 persen. 

Para kreditur menyepakati tenggat waktu  penyelesaian utang Sriwijaya Air dilakukan selama delapan tahun hingga maksimal 15 tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper