Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sriwijaya Air Rencana IPO Meski Punya Utang Rp7,3 Triliun

Sriwijaya Air mengumumkan rencana untuk melakukan IPO usai menyelesaikan proses restrukturisasi utang dengan total Rp7,3 triliun.
Sriwijaya Air./JIBI-Paulus Tandi Bone
Sriwijaya Air./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Sriwijaya Air mengumumkan rencana untuk melakukan penawaran perdana (initial public offering/IPO) di lantai bursa. Rencana IPO tersebut mencuat setelah sidang penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) maskapai berakhir damai.

Lead Restructuring Counsel dan Kuasa Hukum Sriwijaya Air, Hamonangan Syahdan Hutabarat menuturkan rencana IPO tersebut sudah tercatat dalam proposal perdamaian PKPU yang diketahui oleh para kreditur. Adapun para krediturnya menyetujui debitur untuk restrukturisasi utangnya senilai Rp7,3 triliun.

Dalam proposal perdamaian PKPU tersebut, lanjutnya, bakal ada mitra strategis baru Sriwijaya Air dengan masuknya investor hingga pendanaan.

"Memang niatan dari awal Sriwijaya Air harus lebih baik dari sebelum PKPU. Jadi, langit ini mau dipenuhi sama biru putih merah lagi. Salah satu rencana bisnis adalah adanya IPO," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (13/7/2023).

Usai putusan homologasi tersebut, pihak maskapai optimistis dapat menyelesaikan kewajiban pembayaran utang kepada kreditur dengan lebih baik. Optimisme itu berangkat dari kondisi industri penerbangan Indonesia yang membaik pasca-status Pandemi Covid-19 berakhir.

Konsultan Keuangan Sriwijaya Air dari Triple B Advisory, Noprian Fadli mengatakan restrukturisasi utang akan memperbaiki kinerja keuangan maskapai. Adapun dia memperhitungkan restrukturisasi utang dapat mengurangi beban keuangan maskapai sekitar 80 persen dan diprediksi akan terus bertambah seiring berjalannya operasional.

"Yang tadinya ekuitasnya negatif menjadi positif," kata Noprian.

Sebagai informasi, Persidangan PKPU Sriwijaya Air di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2023) berakhir damai. Sebanyak 100 persen kreditur separatis sepakat menyetujui rencana perdamaian, sementara kreditur konkuren yang sepakat sebanyak 92 persen.

Para kreditur menyepakati tenggat waktu  penyelesaian utang Sriwijaya Air dilakukan selama delapan tahun hingga maksimal 15 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper