Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai ekspansi pada sektor manufaktur secara keseluruhan belum signifikan pada kuartal II/2023 seiring dengan permintaan pasar yang lemah. Sektor komoditas primer masih tumbuh.
Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani mengatakan data Prompt Manufacturing Index-Bank Indonesia (PMI-BI) mengindikasikan ekspansi kapasitas produksi lebih didominasi oleh sektor komoditas primer seperti pertanian, perkebunan, perikanan, serta hortikultura.
“Komoditas primer yang terkait dengan pangan memang demand pasarnya tinggi pada kuartal II/2023. Jadi tidak begitu mengherankan,” ujar Shinta kepada Bisnis, Jumat (14/7/2023).
Lebih lanjut, dia mengatakan peningkatan permintaan tidak terjadi pada semua subsektor usaha, seperti garmen dan alas kaki yang masih mengalami kontraksi akibat permintaan terbesar masih berasal dari ekspor ketimbang domestik.
Secara agregat pun kinerja garmen dan alas kaki juga mengalami kontraksi meski terdapat peningkatan permintaan atas produk apparel dan sepatu secara domestik pada kuartal II/2023.
Hal tersebut juga divalidasi dari sisi ritel yang mengalami peningkatan pada periode Lebaran, tetapi mengalami penurunan drastis hingga stagnan pada Mei 2023.
Baca Juga
“Sektor manufaktur ekspansinya tidak sedemikian signifikan karena demand pasarnya juga tidak tumbuh sebesar itu secara domestik. Sementara dari sisi ekspor juga masih lemah,” tuturnya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) melaporkan kinerja lapangan usaha (LU) industri pengolahan semakin berekspansi pada kuartal II/2023. Hal ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) sebesar 52,39 persen atau lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang berada di level 50,75 persen.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan terjadi peningkatan pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI terutama volume produksi, volume pesanan, dan volume persediaan barang jadi yang berada dalam fase ekspansi (indeks>50).
“Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha [SKDU] BIa yang tercatat meningkat dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 2,21 persen,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/7/2023).
Berdasarkan Sublapangan Usaha (SubLU), dia menyebut peningkatan terjadi pada mayoritas SubLU, dengan indeks tertinggi terjadi pada Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki.
Kemudian diikuti Industri Mesin dan Perlengkapan, Industri Barang Galian Bukan Logam, serta Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional.
Dia pun memproyeksikan SubLU Industri Mesin dan Perlengkapan, Pengolahan Tembakau, dan industri logam dasar akan memimpin ekspansi pada kuartal selanjutnya atau kuartal III/2023.
“Pada kuartal III/2023, peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan diprakirakan berlanjut dengan indeks 53,53 persen, lebih tinggi dari 52,39 persen pada kuartal sebelumnya,” tambahnya.