Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mendag Sebut Kebijakan Antideforestasi Eropa Rugikan RI Rp90 Triliun

Kebijakan antideforestasi Uni Eropa yang mendiskriminasi komoditas perkebunan Indonesia, seperti sawit, kopi, dan lainnya dinilai merugikan Indonesia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan antideforestasi yang diberlakukan Uni Eropa membuat Indonesia berpotensi kehilangan nilai perdagangan sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp89,7 triliun.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, aturan tersebut sangat mengganggu dan diskriminatif lantaran ditujukan untuk hasil bumi Indonesia, seperti kopi, cokelat, sawit, karet, cengkeh, dan lainnya.

“Kita bisa cek produk-produk yang terkait itu nilainya hampir US$6 miliar, itu kita bisa kehilangan,” kata Zulhas di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (13/7/2023).

Indonesia juga berencana untuk menggugat Uni Eropa atas aturan antideforestasi tersebut dengan mengajak negara-negara yang dirugikan dengan adanya aturan ini. Menurutnya, Indonesia berhak untuk menggugat Uni Eropa.

“Itu sangat diskriminatif. Oleh karena itu, kita akan melakukan perlawanan, nanti berunding, tentu mengajak negara-negara yang punya kesamaan, seperti Malaysia,” ujarnya.

Adapun, Uni Eropa telah mengesahkan Undang-Undang Antideforestasi atau European Union Deforestation-Free Product Regulation (EUDR) pada 19 April 2023 dan resmi berlaku 16 Mei 2023. Regulasi ini mengatur perdagangan komoditas bebas deforestasi.

Dalam kebijakan anyar tersebut, eksportir boleh menjual produknya apabila telah melewati uji tuntas, guna memastikan produk tak berasal dari lahan yang mengalami degradasi atau deforestasi.

Produk yang disasar dalam aturan ini, antara lain sapi, kakao, kopi, minyak kelapa sawit, kedelai dan kayu, termasuk produk yang mengandung, diberi makan atau dibuat dengan menggunakan komoditas ini (seperti kulit, coklat dan furnitur). Parlemen Uni Eropa juga menambahkan produk-produk, seperti karet, arang, produk kertas cetak, dan sejumlah turunan minyak sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper