Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran meningkat sebesar 8,0 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni 2023. Berdasarkan Survei Penjualan Eceran, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Juni 2023 tercatat sebesar 223,2.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa peningkatan penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh membaiknya pertumbuhan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta bahan bakar kendaraan bermotor yang pada bulan sebelumnya berada dalam fase kontraksi.
Kedua kelompok tersebut masing-masingnya mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,6 persen yoy dan 1,0 persen yoy.
“Serta subkelompok sandang yang melanjutkan tren pertumbuhan yang positif 13,2 persen yoy, sejalan dengan periode liburan sekolah cuti bersama Hari Besar Keagamaan Nasional [HBKN], serta meningkatnya permintaan di restoran dan kafe antara lain untuk event sosial,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (12/7/2023).
Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran pada Juni 2023 diperkirakan terkontraksi 0,1 persen (month-to-month/mtm).
Penjualan subkelompok sandang tercatat membaik meski terkontraksi sebesar -1,7 persen mtm. Di sisi lain, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,7 persen mtm, barang budaya dan rekreasi sebesar 3 persen mtmi, serta bahan bakar kendaraan bermotor yang tumbuh 3,1 persen mtm.
Baca Juga
“Ini sejalan dengan periode liburan sekolah, HBKN, dan cuti bersama,” kata Erwin.
Adapun pada Mei 2023, IPR tercatat sebesar 223,5 atau secara tahunan terkontraksi sebesar 4,5 persen yoy.
Penurunan kinerja penjualan eceran terjadi pada mayoritas kelompok, terutama pada kelompok barang budaya dan rekreasi yang terkontraksi -6,6 persen yoy, kelompok makanan, minuman dan tembakau terkontraksi -2,7 persen yoy, serta perlengkapan rumah tangga lainnya -8,4 persen yoy.
Secara bulanan, penjualan eceran pada Mei 2023 juga terkontraksi sebesar 8,0 persen mtm. Penurunan terjadi pada seluruh kelompok, terutama pada subkelompok sandang sebesar -26,7 persen mtm, kelompok makanan, minuman, dan tembakau -8,3 persen, serta barang budaya dan rekreasi -4,9 persen mtm.
"Penurunan dikarenakan normalisasi konsumsi masyarakat setelah periode Ramadan dan IdulFitri1444 H," ucapnya.