Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah China terus menggaungkan keterbukaan ekonomi lebih luas bagi dunia. Seruan itu dilakukan di tengah langkah negara Tirai Bambu itu membalas kebijakan barat yang dimotori Amerika Serikat dengan melarang ekspor bahan baku semikonduktor.
Presiden China Xi Jinping menyerukan negaranya akan fokus untuk meningkatkan kerja sama luar negeri di berbagai bidang, termasuk perdagangan dan investasi.
“Dalam membangun pola pembangunan baru dan mempromosikan keterbukaan struktural, bidang-bidang utama valuta asing dan kerja sama seperti investasi, perdagangan, dan inovasi keuangan harus difokuskan,” ujarnya, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/7/2023).
Baca Juga
Di tengah kebijakan ekonomi lebih terbuka, China melakukan langkah ekstream untuk kembali memompa perekonomiannya yang tumbuh lebih lambat. Pihak berwenang mengambil langkah untuk mendukung pasar properti dengan memberikan keringanan pinjaman bagi pengembang.
Namun di sisi, Kementerian Perdagangan China pada Senin (3/7) mengumumkan kebijakan yang anomali. Negeri Tembok Besar itu mengatakan akan mengontrol ekspor dua bahan baku logam utama pembuat semikonduktor. Perinciannya delapan turunan produk galium dan enam produk germanium per 1 Agustus 2023. China menyebut larangan ekspor untuk melindungi keamanan nasional.
Kebijakan ini merupakan pembalasan atas Amerika Serikat dan sekutunya yang melarang ekspor semikoduktor ke China. Mengutip Reuters, Selasa (4/7/2023) pembatasan ini dapat memberikan gangguan pada rantai pasokan global dan dapat meningkatkan perang dagang dengan AS.