Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan China pada Senin (3/7/2023) mengatakan bahwa pihaknya akan mengontrol ekspor delapan produk galium dan enam produk germanium. Lantas apa dua logam ini?
Menteri Keuangan AS dan Uni Eropa sempat buka suara mengenai pembatasan dua logam penting dari China.
Menkeu AS, Janet Yellen menyuarakan keprihatinannya terhadap kontrol tersebut dan menyoroti untuk melakukan diversifikasi daripada memisahkan rantai pasokan.
Kemudian Uni Eropa diketahui ingin memastikan pembatasan tersebut didasarkan pada implikasi keamanan yang jelas dan mematuhi aturan Organisasi Perdagangan Dunia. Pejabat Uni Eropa juga sedang bekerja untuk mempersempit cakupan kontrol ekspor terkait dua logam China.
China juga diketahui memproduksi sebagian besar galium dan germanium dunia.
Mengenal Germanium dan Galium
Bijih germanium sangat langka dan sebagian besar germanium merupakan produk sampingan dari produksi seng dan abu layang batu bara.
Baca Juga
Menurut US Geological Survey, Sekitar US$39 juta germanium dikonsumsi tahun lalu atau setara Rp587 miliar, naik 10 persen dari tahun 2021.
Gallium digunakan untuk membuat gallium arsenide untuk digunakan dalam elektronik.
Menurut bea cukai China, China mengekspor 94 metrik ton galium pada tahun 2022, naik 25 persen dari tahun sebelumnya.
Kegunaan Dua Logam Tersebut
Logam tersebut digunakan dalam chip komputer berkecepatan tinggi di sektor pertahanan dan energi terbarukan
Germanium adalah kunci kabel serat optik dan digunakan dalam chip komputer berkecepatan tinggi, plastik serta radiasi infra merah
Logam dan oksidanya sendiri juga digunakan dalam aplikasi militer seperti perangkat penglihatan malam serta sensor citra satelit.
Berikutnya, gallium digunakan untuk membuat gallium arsenide untuk digunakan dalam elektronik.
Menurut perusahaan AS Wafer World, wafer semikonduktor yang dibuat dengan gallium arsenide, jika dibandingkan dengan silikon, dapat beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi dan tahan panas.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki kemudian berguna dalam radar dan perangkat komunikasi radio, satelit dan LED
Kemudian untuk EV, gallium nitride juga dapat meningkatkan efisiensi kendaraan listrik (EV) dan mengurangi bobot sehingga dapat memangkas biaya.
Alternatif Kedua Logam Tersebut
US Geological Survey mengatakan bahwa dalam beberapa aplikasi, gallium dalam wafer arsenida dapat diganti dengan silikon atau indium
"Silikon dapat menjadi pengganti germanium yang lebih murah dalam aplikasi elektronik tertentu," jelas US Geological Survey.
Kemudian, Zinc selenide dan kaca germanium dapat mengganti logam germanium dalam sistem aplikasi inframerah. Namun seringkali mengorbankan kinerja
Dalam EV, direktur di Institut Mineral Kritis Alastair Neill mengatakan bahwa pembuat mobil yang berada dalam tahap awal merancang EV generasi berikutnya dapat memilih silikon karbida
Menurut Neill, walaupun galium nitrida bekerja 30 persen lebih baik, alternatif tersebut dapat menjadi pilihan daripada menghadapi masalah rantai pasokan yang baru.
Dominasi China
Menurut asosiasi industri Eropa Critical Raw Materials Alliance (CRMA), China memproduksi sekitar 60 persen germanium dunia
Tak hanya itu, CRMA mengatakan bahwa sebanyak 80 persen gallium diproduksi di China.
Diketahui bahwa hanya beberapa perusahaan yang dapat membuat material galium sesuai dengan kemurnian yang dibutuhkan. Perusahaan tersebut meliputi satu di Eropa dan sisanya di negara Jepang dan China.
“Adalah khayalan untuk menyarankan bahwa negara lain dapat menggantikan China dalam waktu singkat atau bahkan dalam jangka waktu menengah,” ucap ketua Asosiasi Pertambangan Global China, Peter Arkell dalam menanggapi pembatasan logam China.