Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memperkirakan kinerja investasi pada kuartal II/2024 akan melanjutkan tren positif meski ada kekhawatiran investor yang masih akan cenderung wait & see.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, secara pola, sektor yang menyumbang investasi terbesar, termasuk pada kuartal I/2024, di antaranya sektor industri logam dasar, pertambangan, transportasi, hingga Kawasan Industri.
“Untuk kuartal kedua sendiri, saya kira pertumbuhan realisasi investasi masih akan ditopang oleh sektor-sektor tersebut, artinya realisasi investasi dalam beberapa tahun terakhir ini memang merupakan realisasi investasi yang sifatnya berkelanjutan,” katanya kepada Bisnis, Minggu (28/7/2024).
menurut Yusuf, target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp1.650 triliun juga berpeluang untuk dicapai, jika melihat tren realisasi investasi pada periode-periode sebelumnya, yang disumbang oleh sektor yang sama.
Artinya adalah realisasi investasi nanti akan ditopang oleh sektor yang sama yang melanjutkan aktivitas investasi yang sudah dimulai sebelumnya jadi menurut saya investor yang masuk itu ada investor eksisting yang sebelumnya sudah pernah melakukan investasi di Indonesia.
“Artinya realisasi investasi nanti akan ditopang oleh sektor yang sama yang melanjutkan aktivitas investasi yang sudah dimulai sebelumnya. Jadi menurut saya investor yang masuk itu adalah investor eksisting yang sebelumnya sudah pernah melakukan investasi di Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga
Namun demikian, menurut Yusuf, pemerintah ke depan perlu mendobrak pola tersebut untuk kemudian mendorong realisasi investasi pada sektor lain yang memiliki potensi untuk mendorong perekonomian dalam cakupan yang lebih di luas.
Prioritas investasi di sektor industri, kata dia, tidak seharusnya terpaku hanya pada sektor industri logam dasar, tetapi juga perlu diarahkan untuk sektor-sektor yang memiliki peluang untuk mendorong penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
Lebih lanjut, untuk jangka menengah, Yusuf juga menyampaikan bahwa tantangan investasi yang akan dihadapi adalah bagaimana kelanjutan dari program hilirisasi pada pemerintahan baru, yang telah dimulai oleh pemerintahan sebelumnya.
“Apakah kemudian pemerintahan baru akan melakukan penyesuaian dan apakah kemudian penyesuaian itu sifatnya drastis, sehingga akan mengubah peta dari realisasi investasi di setidaknya beberapa tahun ke depan,” kata dia.