Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Batasi Ekspor Dua Logam Pembuat Semikonduktor, Berkah atau Musibah bagi AS Cs?

Keputusan China membatasi ekspor logam pembuat semikonduktor diyakini sebagai langkah membalas tindakan Amerika Serikat dan sekutunya.
Chip semikonduktor buatan SK Hynix./Bloomberg
Chip semikonduktor buatan SK Hynix./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Keputusan China mengontrol ekspor dua logam utama pembuat semikonduktor dinilai sebagai langkah membalas tindakan AS, Jepang dan Eropa. Tiga negara kawasan ini telah menetapkan pembatasan ekspor semikonduktor ke China. 

Semikonduktor merupakan komponen sangat penting dalam teknlogi modern. Chip semikonduktor merupakan komponen utama untuk membuat Integrated Circuit (IC). Bahan pembuat komponen ini terdiri dari gallium arsenide, germanium, hingga silicon.

IC merupakan komponen elektronika aktif yang terdiri dari gabungan ribuan bahkan jutaan komponen elektronik (Seperti: Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor) yang diintegrasikan menjadi suatu rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Rangkaian ini berfungsi untuk mengatur rangkaian elektronika yang rumit dan kompleks. 

China menguasai produksi dua logam utama itu dan membatasi ekspornya. Produk itu meliputi delapan produk galium dan enam produk germanium. China diketahui memproduksi sebagian besar galium dan germanium dunia. 

Keputusan China untuk mengontrol ekspor dua logam utama menunjukan China memiliki kekuatan untuk membalas tindakan negara barat dan sekutunya. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (5/7/2023) tindakan pembatasan ekspor dua logam China bisa menjadi pedang bermata dua. Hal ini bisa saja mempercepat upaya berbagai negara mengurangi ketergantungan pada China.

Sebagai contoh, jika suatu saat aturan baru ini diterapkan untuk membatasi pengiriman dan memotong pasokan ke negara lain, maka harga kemungkinan akan naik. Namun, harga akan lebih ekonomis jika meningkatkan produksi di Jepang, Kanada, AS atau lainnya. 

“[Aturan baru tersebut] akan menjadi akselerator bagi negara-negara termasuk Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang untuk mengurangi ketergantungan kita pada pasokan mineral dan bahan kritis China.” ucap wakil menteri luar negeri Taiwan, Roy Lee.

Langkah tersebut kemudian menggarisbawahi dilema yang dihadapi Presiden Xi Jinping, disaat berusaha melawan upaya AS untuk mencegah China mengakses chip untuk mendominasi teknologi AI dan komputasi kuantum.

Diumumkan Menjelang Kedatangan Menkeu AS Janet Yellen

Sementara itu Reuters pada Selasa (4/7/2023) menyebut Kementerian Perdagangan China makan mengontrol ekspor dua logam tersebut mulai 1 Agustus untuk melindungi keamanan nasional. 

Keputusan ini menimbulkan tanda tanya besaar, meningat Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan berkunjung pada pekan ini. Termasuk tindakan balasan AS berupa pembatalan perjalanan.

Sebagai catatan, pada 2022 importir utama produk galium China adalah Jepang, Jerman, dan Belanda. Kemudian, importir utama produk germanium adalah Jepang, Prancis, Jerman dan AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper