Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha jalan tol, Jusuf Hamka menilai kebijakan untuk penerapan transaksi tol tanpa sentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) di Indonesia masih belum jelas.
Pengendali saham PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) itu menyebut, pemerintah terlihat masih belum serius jika mengacu pada terus molornya rencana itu.
"Itu sudah lama [rencananya], menurut saya sih masih jauh. Tidak jelas dan belum tahu kapan akan diterapkan, mundur-mundur berapa kali, mestinya akhir 2022, tapi 2023 aja hilalnya belum kelihatan," kata Jusuf kepada Bisnis, Jumat (7/7/2023).
Bos jalan tol itu mengaku belum mendapatkan informasi ataupun penjelasan sistem dari badan usaha pelaksana (BUP) maupun pemerintah.
Meskipun belum mendapat kepastian, pria yang akrab disapa Babah Alun itu mengaku akan tetap mengikuti aturan dan keputusan pemerintah mengenai implementasi MLFF.
"Mesti tanya pemerintah, kita sih mengharapkan bisa segera diterapkan buat kita bisa membantu, karena tingkat kepadatan di pintu tol juga akan berkurang," ujarnya.
Baca Juga
Terkait dengan investasi yang digelontorkan Roatex yang merupakan entitas Hungaria itu, dia menilai seharusnya pemerintah mengambil alih proyek tersebut secara keseluruhan. Menurutnya, akan lebih baik jika pemerintah menangani proyek secara langsung.
Jika pemerintah melalui Kementerian PUPR mengambil alih proyek MLFF sepenuhnya, dengan cara membeli teknologi Hungaria itu, dia meyakini badan usaha jalan tol (BUJT) akan lebih percaya diri untuk menerapkannya.
"Banyak kelemahan yang akan terjadi, karena kalau uangnya [tarif] itu nanti masuk ke Roatex semuanya, siapa yang bertanggung jawab? Roatex itu kan entitasnya luar negeri, ini kan duit BUJT kemana larinya nanti?" ujarnya.
Di sisi lain, dia mendukung sistem MLFF untuk diterapkan di Indonesia karena proyek ini dinilai sebagai upaya modernisasi sistem jalan tol di Indonesia. Jusuf Hamka pun berharap uji coba dilakukan sesegera mungkin.
"Belum ada kepastian, belum jelas. Saya pengen 17 agustus 2023 [uji coba] saat hari kemerdekaan kita, karena ini sudah mundur 3-4 tahun," tandasnya.
Sebelumnya, Chief Operating Officer PT RITS, Agung Pramono mengaku belum melakukan presentasi langsung kepada BUJT selaku operator jalan tol. Selama ini, RITS aktif menerangkan progres pengembangan kepada BPJT.
"Kita sedang proses untuk membuat sosialisasi kan ke sana [BUJT]. Kami sekarang hanya berkonsultasi dengan BPJT, lalu kami juga menyerahkan semuanya perizinan dan lain-lainnya melalui BPJT," ungkapnya.
Sistem transaksi jalan tol MLFF rencananya akan diujicoba pada 1 Juni 2023, tetapi rencana tersebut dibatalkan oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP) yaitu PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).
Kendati demikian, RITS menyatakan akan tetap mengupayakan uji coba dapat dilakukan tahun ini.
Proyek ini merupakan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) yang telah ditetapkan dalam Surat Menteri PUPR Nomor: PB.02.01-Mn/132 yang diterbitkan pada 27 Januari 2021 tentang Penetapan Pemenang Pelelangan Pengusahaan BUP KPBU untuk Sistem Transaksi Tol Non Tunai Nirsentuh Berbasis MLFF.
Dalam hal ini, pemerintah telah menetapkan Roatex Ltd. melalui anak usahanya, PT RITS sebagai pemrakarsa proyek sebagai pemenang lelang. Pendanaan untuk proyek MLFF sepenuhnya bersumber dari pemerintah Hungaria senilai US$300 atau setara dengan Rp4,5 triliun.