Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo menyebut implementasi sistem bayar tol tanpa sentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) saat ini masih dalam perbaikan tata kelola.
Dody menjelaskan, untuk merampungkan hal itu pihaknya bakal menggandeng konsultan independen bertaraf internasional. Guna mengelaborasi permasalahan yang muncul untuk dapat dicari jalan keluarnya.
“MLFF itu sudah ada di ranah kita [Kementerian PU]. Saya kan dari dulu menginformasikan bahwa tata kelolanya sedang kita perbaiki agar bisa kemudian dijalankan,” kata Dody saat ditemui di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Dirinya juga mengaku telah melimpahkan tugas tersebut kepada Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT).
Pada saat yang sama, Dody juga menyebut biaya peninjauan MLFF oleh konsultan asing itu bakal ditanggung Pagu Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum (PU), bukan menggunakan anggaran investasi dari badan usaha Roatex Indonesia Tollways System (RITS).
“Jadi kita akan hire, yang ada di Kepala saya itu, nanti kita akan hire konsultan independen, internasional, untuk mereview itu semua. Kenapa harus internasional? Karena kita melibatkan negara lain,” ujarnya.
Baca Juga
Untuk diketahui sebelumnya, sistem MLFF sendiri telah ditetapkan sebagai salah satu Program Stratagis Nasional (PSN) di ujung kepemimpinan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).
Dalam dokumen Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, program skema KPBU ini memiliki target investasi mencapai Rp4,49 triliun.
Pelaksanaan MLFF diselenggarakan secara bertahap sesuai dengan peta jalan (Roadmap) MLFF yang disusun oleh Kementerian PUPR. Saat ini pelaksanaan MLFF sedang dalam tahap pengujian skenario untuk mekanisme hybrid terlebih dahulu.
Sementara berdasarkan catatan Bisnis, Direktur RITS, Rinaldi Utomo menyebut pihaknya telah merealisasikan biaya investasi Rp2 triliun untuk persiapan sistem MLFF di Indonesia.
“Investasinya [MLFF dari US$300 juta atau sekitar Rp4,75 triliun] sudah terpakai berapa, mungkin sampai saat ini sudah terpakai setengah lebih sedikit kali ya [Rp2 triliun lebih] yang sudah terpakai,” kata Renaldi dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Lebih lanjut, dirinya menegaskan bahwa realisasi investasi tersebut utamanya digunakan untuk pengembangan lanjutan sesuai arahan yang disampaikan oleh pemerintah Indonesia, yakni menambah keamanan sistem dari potensi kerugian dengan mengimplementasikan barrier.