Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kampung Batik Giriloyo Terancam Tanpa Penerus, Nestapa Warisan Budaya

Para pembatik di Kampung Batik Giriloyo, Jogjakarta, hanya bisa pasrah merangkul generasi muda yang mulai enggan meneruskan warisan leluhur.
Pengrajin batik tengah membatik di Kampung Batik Giriloyo. / Bisnis-Widya Islamiati
Pengrajin batik tengah membatik di Kampung Batik Giriloyo. / Bisnis-Widya Islamiati

Bisnis.com, JOGJAKARTA – Salah satu sentra batik khas di Giriloyo, Jogjakarta, terancam seiring minimnya regenerasi pembatik.

Riuh suara anak-anak bersahut-sahutan terdengar riang gembira. Mengenakan seragam senada mereka asik memainkan canting di tangan pada secarik kain putih berpola.

Satu persatu kain putih berpola perlahan penuh gambar, membuat motif batik sederhana klasik kini terlihat jelas. Kain-kain putih itu kemudian diambil oleh seorang perempuan paruh baya dan memperbaikinya dengan seksama.

Para perempuan paruh baya itulah yang menemani para pengunjung, bertugas menjelaskan seluk beluk batik hingga mendampingi para anak belajar membatik. Mereka adalah penghuni tetap Kampung Batik Giriloyo, desa wisata yang memberdayakan sebanyak 640 perempuan pengrajin batik dengan penghasilan miliaran rupiah.

Namun, di tengah antusiasme pengunjung belajar tentang batik, ada awan mendung menggelayuti para punggawa Kampung Batik Giriloyo. Hingga kini, para perempuan paruh baya itulah benteng terakhir desa wisata tersebut.

Padahal, proses regenerasi ini sangat penting bagi desa, mempertahankan eksistensi sekaligus eksotisme bagi para pengunjung. Untuk merangkul generasi muda, para ibu-ibu itupun seperti sudah pasrah.

Batik tidak lagi menjadi tradisi yang turun temurun. Pengrajin batik, Mukhayarah menyebutkan tidak ada kemauan yang gigih dari generasi muda untuk menekuni profesi membatik di Kampung Batik Giriloyo.

"Susah ya, kepikiran sekali kalau ini susah generasi penerusnya. Anak-anak gak belajar membatik," tutur Mukhayarah saat ditemui Bisnis di Kampung Batik Giriloyo pada Kamis (22/6/2023).

Mukhayarah sendiri sudah menekuni profesi membatik selama 55 tahun. Menurutnya sejak kecil dia sudah diarahkan oleh orang tuanya untuk menekuni batik. Hingga batik menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari hidupnya sampai saat ini.

"Kalau anak sekarang susah, pulang sekolah itu sore ya sudah gak keburu membatik, terus ya kurang tertarik juga anak-anak," tambah Mukhayarah.

Hal ini turut diakui oleh Ketua 2 Kampung Batik Giriloyo Nur Achmadi menyebutkan mayoritas pengrajin merupakan IRT yang sudah berumur. Karena, profesi membuat batik kurang diminati generasi muda.

"SDM kami kebanyakan sudah sepuh regenerasi ada tapi ini kan memang menjadi satu kendala," tutur Achmadi di Kampung Batik Giriloyo pada Kamis (22/6/2023).

Padahal Giriloyo memiliki motif batik klasik dengan pewarnaan khas Yogyakarta dan merupakan warisan kerajaan Mataram. Kerajaan yang didirikan oleh Panembahan Senopati itu terbagi dua menjadi Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta, sehingga tidak heran jika batik kedua daerah itu memiliki motif yang mirip.

Batik Giriloyo seolah menjadi nafas bagi kehidupan desa. Hal ini pula yang mendorong pembangunan Desa Batik pada 2007, tepatnya pascagempa melanda Jogjakarta.

Kala itu masyarakat sekitar Kecamatan Imogiri, Bantul mengalami trauma untuk kembali beraktivitas di dalam rumah, berkahnya membatik merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan di luar rumah.

Uniknya hingga kini, batik khas Giriloyo masih digemari banyak wisatawan baik asing maupun domestik, meski di tengah gempuran tren pakaian modern.Setiap tahunnya puluhan ribu wisatawan berkunjung ke Desa yang terletak di Bantul, Yogyakarta ini.

Pada tahun 2019, tercatat ada 29.000 wisatawan yang berkunjung ke Kampung Batik Giriloyo untuk belajar membatik sehingga menghasilkan uang hingga Rp2 miliar. Selain memproduksi batik tulis dengan pewarna alam dan sintetis, Kampung Batik Giriloyo juga menyediakan paket belajar membatik untuk perorangan dan kelompok.

Dari pendampingan membatik inilah pengajin yang mayoritas merupakan kaum ibu mendapatkan tambahan penghasilan. Sayangnya, potensi besar Desa Batik Giriloyo terancam sirna manakala generasi muda tak lagi sudi membatik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper