Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kampung Batik Giriloyo, Warisan Budaya Penopang Ekonomi Desa

Batik khas Giriloyo, Yogyakarta mendatangkan rezeki bagi 640 ibu rumah tangga (IRT). Dalam Setahun, emak-emak tersebut bisa meraup cuan total hingga Rp2 miliar.
Ilustasi Batik. Bisnis/Abdurachman
Ilustasi Batik. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA —  Batik khas Giriloyo, Yogyakarta mendatangkan rezeki tersendiri bagi masyarakat sekitarnya. Terkhusus bagi 640 ibu rumah tangga (IRT) yang bergabung menjadi pengerajin. Dalam setahun, emak-emak tersebut bisa meraup cuan total hingga Rp2 miliar.

Batik memang menjadi warisan budaya Indonesia yang diakui dunia. Giriloyo sendiri memiliki motif batik klasik khas Yogyakarta yang hingga kini masih eksis di tengah gempuran tren pakaian modern.

Ketua 2 di Kampung Batik Tulis Giriloyo Nur Achmadi menuturkan sebanyak Rp2 miliar per tahun itu didapatkan oleh koperasi Kampung Batik Giriloyo dari jasa belajar membatik dan penjualan kain batik itu sendiri.

"Kami disini selain jualan kain batik juga jualan edukasi paket edukasi, paket belajar membatik," tutur Achmadi di Kampung Batik Giriloyo pada Kamis (22/6/2023).

Menurut Achmadi, untuk membimbing dan mendampingi pengunjung yang belajar membuat batik, kaum perempuan yang umumnya merupakan ibu rumah tangga (IRT) akan dikerahkan.

"Ibu-ibu pengrajin ini dengan adanya paket wisata sangat terbantu perekonomiannya, karena 2 jam mendampingi pengunjing di sini dia bisa mendapatkan uang lelah sekitar Rp30.000," tambah Achmadi.

Achmadi menjelaskan pendapatan sebanyak Rp2 miliar pernah didapatkan oleh koperasi Kampung Batik Giriloyo pada 2019 lalu, saat pengunjung yang membeli paket belajar membatik mencapai 29.000 orang. Sayangnya memasuki tahun 2020, Kampung Batik Giriloyo hanya mencatatkan pengunjung sebanyak 7.000 orang pada tiga bulan pertama.

Pengunjung baru kembali meningkat pada 2022 sebanyak 24.000 orang. Achmadi juga menuturkan adanya Kampung Batik Giriloyo ini bermula dari kebangkitan aktivitas membatik warga yang trauma untuk beraktivitas di dalam rumah pasca gempa tektonik Yogyakarta pada 2006 dengan kekuatan 5,6 SR. Kini, Kampung Batik Giriloyo dikunjungi wisatawan rata-rata 3.500 orang per bulannya.

Sebanyak 3.500 orang tersebut akan didampingi oleh ibu-ibu pengrajin dari tiga dusun di Wukirsari, Bantul, Yogyakarta.Salah satu perempuan pengrajin batik yang juga merupakan anggota koperasi Kampung Batik Giriloyo, Mukhayarah menyebutkan, ibu-ibu pengrajin biasanya akan mendapatkan upah sebesar Rp30.000 untuk pendampingan membatik selama 2 jam.

Dari Rp30.000 per satu kali pendampingan tersebut, menurut Mukhayarah jika dikalkulasikan selama sebulan, pendapatan ibu-ibu pengrajin bisa mencapai 1juta sampai 1,2 juta.

"Lumayan kalau mendampingi, memang kita besarnya dari ini, kalau dari membatik gak terlalu besar," kata Mukhayarah saat ditemui Bisnis di sekitar koperasi Kampung Batik Giriloyopada Kamis (22/6/2023).

Menurutnya dengan adanya Kampung Batik Giriloyo ini telah membantu menggerakkan perekonomian di desa setempat. Selain berkah bagi warga pengrajin batik, Mukhayarah juga menyebut adanya Kampung Batik Giriloyo juga membawa keuntungan tersendiri bagi pedagang yang mengharapkan pendapatan dari wisatawan, baik wisatawan domestik maupun asing yang berkunjung ke Kampung Batik Giriloyo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Widya Islamiati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper