Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin dunia diperkirakan akan membahas sejumlah poin utama dalam KTT pendanaan iklim di Paris pada Kamis (22/6/2023).
Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin membahas mengenai meningkatkan pembiayaan krisis bagi negara-negara miskin, mereformasi sistem keuangan pascaperang, dan membebaskan dana untuk mengatasi perubahan iklim.
Mengutip dari pemberitaan Reuters, Kamis (22/6) berikut beberapa hal yang menjadi sorotan dalam pertemuan tersebut.
1. Pembahasan Mengenai Reformasi
Baca Juga
Dalam hal ini, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan bahwa modal yang dimiliki Bank Dunia dan bank pembangunan multinasional (MDB) terdapat potensi untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan.
Yellen, selaku menteri keuangan yang negaranya merupakan pemegang saham terbesar Bank Dunia mengatakan tambahan US$200 miliar atau setara Rp2,9 kuadriliun dapat dibuka selama satu dekade. Dirinya juga mengatakan modal tersebut mungkin dapat ditingkatkan pada tahap selanjutnya.
“Tapi saya pikir bank-bank ini perlu berfungsi lebih baik secara individu dan sebagai sistem terlebih dahulu, memperluas misi mereka untuk mengatasi tantangan global, memanfaatkan modal yang mereka miliki dengan lebih baik." tuturnya.
2. Klausul Bencana Alam
Yellen kemudian juga mengatakan bahwa AS ingin melihat Bank Dunia menawarkan kepada peminjam opsi untuk menambahkan klausa utang yang tangguh terhadap perubahan iklim ke dalam perjanjian pinjaman mereka.
Menurutnya, klausa tersebut akan membantu meringankan tekanan pada negara-negara jika terjadi bencana alam.
3. Membebaskan Pembiayaan Sektor Swasta
Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengungkapkan bahwa perlu untuk menggerakan sektor swasta lebih banyak.
“Ada banyak likuiditas, banyak uang di dunia tersebut” ujarnya.
4. Kegagalan Arsitektur Keuangan Internasional
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan bahwa arsitektur keuangan internasional gagal dalam misinya untuk menyediakan jaring pengaman global bagi negara-negara berkembang.