Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah akan meniru langkah Korea Selatan (Korsel) lantaran sukses keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat membacakan pada Peluncuran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Indonesia Emas 2045, di Djakarta Theater, Kamis (15/6/2023).
"Korea Selatan sebagai contoh dalam 8 tahun mampu keluar dari middle income trap atau jebakan Negara berpendapatan menengah," kata Jokowi.
Jokowi mengungkapkan angka pendapatan nasional bruto (PDB) per kapital atau gross national income (GNI) Korsel pada 1987 GDP masih berada di level US$3.500.
Kemudian, katanya, pada 1995 atau 8 tahun setelah itu, level GDP per capita Korsel melompat menjadi US$11.800.
"Lompatan seperti ini yang perlu kita tiru, perlu kita contoh karena kualitas SDM-nya yg fokus pada teknologi dan produktifitas," ujarnya.
Baca Juga
Berdasarkan data World Economic Forum yang dipublikasikan pada April 2023, nilai PDB per kapita atau GNI Korsel saat ini mencapai US$33.390 pada 2023.
Angka GDP per capita Korsel tertinggi kedua di wilayah Asia Pasifik. Posisi pertama diduduki oleh Jepang dengan nilai PDB per kapita mencapai US$35.390. Adapun, posisi ketiga ditempati oleh Taiwan dengan nilai US$33.910.
Jokowi mengaku optimistis Indonesia dapat mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045 menjadi bagian dari 5 besar ekonomi dunia.
Dia memperkirakan bahwa GNI atau Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita pada tahun ini dapat mencapai angka US$5.030 pada 2023.
“Perkiraan pada Indonesia emas 2045 di angka kira-kira US$23.000—US$30.300 per kapita. Itu target lompatannya," imbuhnya.
Presiden Jokowi mengaku sudah mendengar kalkukasi mulai dari Bappenas, Dana Moneter Internasional (IMF) hingga Bank Dunia atau World Bank. Jokowi mengaku tantangan yang dihadapi Indonesia untuk keluar dari middle income trap memang tidak mudah.