Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Gula Tembus 6 Juta Ton, Ini Pesan Zulhas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai lonjakan impor gula hingga gandum tak terbendung, dibutuhkan cara mengendalikan secara jangka panjang.
Ilustrasi impor gula /KTM
Ilustrasi impor gula /KTM

Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah impor pangan seperti gula dan gandum dilaporkan melonjak naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, impor gula diperkirakan bakal menembus kisaran 6 juta ton.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Dia mengatakan, pada 2004, Indonesia tercatat mengimpor gula 1 juta ton per tahun, sedangkan impor gula meroket menjadi 6 juta ton per tahun.

“Dulu kita impor gula kira-kira 1 juta [ton] saja sudah berantem sama perusahaan-perusahaan, sudah kelahi kita. Sekarang kita mengimpor sudah hampir 6 juta,” kata Zulhas dalam sambutannya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).

Hal yang sama terjadi pada komoditas gandum. Zulhas menyebut, saat dirinya masih menjabat sebagai Anggota Komisi VI DPR RI di 2004, Indonesia melakukan impor gandum sebanyak 3 juta ton per tahun. 

Sama halnya dengan gula, jumlah impor gandum juga ikut meningkat di mana saat ini telah mencapai 13 juta ton per tahun. Padahal dulu, Zulhas mengaku sempat bertengkar dengan Menteri Perdagangan yang menjabat saat itu, Mari Elka Pangestu karena jumlah impor tersebut.

“Waktu Pak Nusron Komisi VI, saya juga anggota DPR. Kami dulu sering bertengkar sama Bu Mari [Mari Elka Pangestu]. Oh berantem terus itu,” ujarnya.

Jumlah impor yang meroket juga terjadi pada buah dan sayur-sayuran. Menurutnya, impor buah di 2004 hanya sebanyak 50.000 ton per tahun. Kini, jumlah tersebut meningkat menjadi 1 juta ton per tahun.

Kemudian, sayur-sayuran yang dulunya tidak diimpor kini banyak sekali yang didatangkan dari luar. Ini bisa terlihat di pasar modern, di mana kata Zulhas, 90 persen sayur mayur di sana merupakan impor.

Dengan kondisi ini, menurutnya, Indonesia perlu menata dan mengendalikan impor, serta menggalakkan ekspor. Ini dilakukan untuk menuju visi Indonesia 2045. 

“Itu yang kira-kira mesti kita tata dan dikendalikan untuk menuju visi Indonesia 2045. Kita harus menata impor dan menggalakkan ekspor kita,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper