Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Segera Masuk, Proyek Blok Masela Siap Lari Kencang Tahun Depan

Blok Masela segera masuk tahap front end engineering design (FEED) seiring dengan proses divestasi Shell yang telah mencapai titik temu
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan lelang pembuatan desain detail atau front end engineering design (FEED) fasilitas LNG Blok Masela dapat dilakukan tahun ini.

Target itu dipatok seiring dengan kepastian perjanjian jual beli saham atau sales and purchase agreement (SPA) hak partisipasi Shell di Blok Masela kepada konsorsium PT Pertamina (Persero) yang mendekati kata sepakat akhir bulan ini.

“Diharapkan FEED tahun ini sudah ditender siapa yang akan mengerjakannya, jadi tahun depan bisa mengerjakan dan setahun bisa selesai,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat ditemui di DPR, Jakarta, Selasa (14/6/2023) malam.

Dwi berharap pelelangan tahun ini dapat mengakselerasi proses pengerjaan blok kaya gas yang sempat terkendala selepas pemegang hak partisipasi 35 persen lapangan, Shell menyatakan mundur pada pertengahan 2019 lalu.

“Tahun depan kita harapkan lari kencanglah FEED-nya dan segala pembiayaan yang besar kalau konsorsium sudah terbentuk kan pengerjaan FEED-nya itu butuh cash out yang besar,” kata dia.

Seperti diketahui, negosiasi Shell dan Pertamina ihwal rencana divestasi salah satu ladang gas terbesar di Indonesia tersebut telah sampai pada titik temu. Shell belakangan diketahui menawarkan menurunkan harga jual hak partisipasi mereka lebih rendah di level US$1 miliar atau sekitar Rp14,8 triliun (asumsi kurs US$14.853 per US$) untuk konsorsium Pertamina.

Di sisi lain, Inpex Corporation, lewat anak usahanya Inpex Masela Ltd, telah resmi menyampaikan revisi rencana pengembangan lapangan untuk penambahan fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di proyek LNG Abadi Blok Masela kepada pemerintah awal April 2023. 

“Untuk teknologi nanti kita lihat Inpex, Inpex sudah mengoperasikan yang di Australia dan untuk proyeknya butuh backup dari yang lan,” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasfrif membeberkan, Shell belakangan mulai luluh untuk memberikan harga penawaran kepada Pertamina dengan harga di bawah US$1 miliar.

“Mereka [mau turunkan] di bawah US$1 miliar,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (9/6/2023).

Berdasarkan data SKK Migas, Shell telah mengucurkan US$875 juta untuk mengakuisisi hak partisipasi 35 persen di Blok Abadi Masela dan mengucurkan investasi senilai US$700 juta sehingga total dana yang telah dikeluarkan Shell untuk pengembangan lapangan tersebut sudah mencapai US$1,4 miliar.  

Di samping itu, Pertamina juga masih harus menyiapkan anggaran senilai US$6,3 miliar untuk modal kerja di Masela dalam 5 tahun ke depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper