Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nanas hingga Pisang Indonesia Sulit Tembus Pasar China dan Korsel

Komisi IV DPR menyebut Indonesia sulit untuk ekspor buah pisang, manggis, dan nanas ke pasar China dan Korea Selatan.
Buah Nanas
Buah Nanas

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia disebut kesulitan untuk ekspor komoditas pangan, khususnya buah seperti manggis, pisang dan nanas ke China dan Korea Selatan. Penyebabnya, buah-buah tersebut belum bisa memenuhi kualifikasi yang diminta negara pengimpor.

Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) seharusnya memfokuskan bagaimana caranya komoditas buah Indonesia bisa lolos badan karantina negara pengimpor tersebut. Dia mengatakan, komoditas seperti nanas, pisang dan manggis sulit masuk lantaran tidak bebasnya buah tersebut dari lalat buah.

“Komoditas ekspor kita. Seharusnya manggis dibenahin. Jujur saya ini datang ke Beijing bicara kepada Badan Karantina hanya untuk meloloskan manggis kita. Kenapa, kulitnya agak kuning kuning gitu. Gimana itu bisa jangan terjadi itu. Kemudian lalat buah, pisang kita belum masuk sana, nanas kita belum masuk sana,” ujar Sudin dalam rapat kerja bersama Kementan di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Politisi Fraksi PDI-P tersebut mengungkapkan China saat ini masih mengandalkan pisang dan nanas yang berasal dari Filipina, bukan dari Indonesia.

“Pisang kita cukup bagus. Bahkan ke Arab bisa masuk. Kenapa ke China tidak?,” ucapnya.

Menurut Sudin, Kementan seharusnya menganggarkan pengadaan alat pendeteksi lalat buah. Bukan justru ke pelatihan vokasi yang jumlahnya ratusan miliar.

“Konsentrasi saya, anggarannya untuk pelatihan vokasi sebesar Rp606 miliar. Untuk vokasi apa ini? Apa yang dihasilkan,” tutur dia.

Padahal, kata Sudin, negara-negara seperti China dan Korea Selatan menunggu buah buah asal Indonesia. Dengan ekspor buah ke China tentunya, bisa meningkatkan neraca dagang Indonesia dan menyejahterakan petani Indonesia.

“Produk Indonesia banyak ditunggu di luar negeri tapi kita tidak mampu memenuhi kualifikasinya. Kemarin di Korea itu [Indonesia] tidak punya alatnya pendeteksi lalat buah dan hot water treatmen padahal mereka pada nunggu pisangnya, manggisnya, mangga, nanas. Banyak,” ujar Sudin.

Selain buah-buahan, Sudin juga mengatakan jika China sangat tinggi permintaannya untuk komoditas kopi Indonesia. “karena banyak anak anak muda belajar meracik kopi saat ini di China. Bayangkan 1,6 miliar penduduknya. Kalau 5 persen saja, 80 juta yang minum kopi. Dan mereka minum tidak hanya sekali tapi 3 kali sehari. Wah hebat sekali ini kalau terealisasi,” kata Sudin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper