Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trik Pengembang Properti 'Survive' Hadapi Resesi Global & Tahun Politik

Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) mengungkapkan resesi global tak sedikit berdampak pada suplai dan permintaan pasar properti.
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik
Ilustrasi investasi properti dan real estat/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) mengungkapkan bahwa banyak pengembang properti yang kini menajamkan manajemen risiko guna memperkuat bisnis di tengah isu resesi global dan perubahan pasar di tahun politik. 

Sekretaris Jenderal REI Hari Ganie mengatakan, resesi global tak sedikit berdampak pada suplai dan permintaan pasar. Menurutnya, pengembang dengan reputasi teruji yang dapat tetap eksis dalam situasi ini. 

"Pengembang properti yang teruji ini membuat berbagai strategi supaya mereka survive dan produknya bisa diserap pasar sehingga mereka tidak terancam dengan masalah dampak dari perubahan poitik dan ekonomi, itu yang tidak terkontrol, siapapun bisa kena," kata Hari, dikutip Minggu (11/6/2023). 

Hari menjelaskan, strategi pengembang terutama dalam melakukan manajemen risiko yang dapat mempertahankan keberlanjutan bisnis properti. Salah satu manajemen risiko yang gencar dilakukan adalah fokus pada pengembangan proyek landed house atau rumah tapak. 

Menurutnya, semua pengembang properti saat ini tak ada yang berani membangun apartemen karena pasar hunian vertikal itu masih belum pulih pascapandemi. 

Berdasarkan data Colliers Indonesia, total pasokan apartemen strata-title pada kuartal pertama 2023 tercatat sebanyak 223.825 unit, dengan peningkatan pasokan secara kuartalan sebesar 1,5 persen dan peningkatan secara tahunan sebesar 2 persen. 

Sementara itu, dari sisi permintaan sudah ada sekitar 486 unit apartemen yang terserap pada kuartal I/2023 atau 35 persen dari total permintaan di tahun sebelumnya. 

"Nggak ada yang berani bangun apartemen, kecuali yang proyeknya sudah dari sebelum Covid-19 sudah terlanjur pinjam duit bank harus segera di-launching," ujarnya. 

Di sisi lain, Hari juga menyampaikan pengembang tidak akan melakukan ekspansi berupa pembelian tanah baru, sebab masih memiliki land bank yang cukup untuk dikembangkan. 

"Pengembang sekarang punya land bank yang cukup, memanfaatkan land bank yang ada atau unit-unit tersisa di beberapa klaster di beberapa kawasan, mereka fokus package dijual lagi dengan sistem yang berbeda," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper