Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengusulkan tambahan anggaran untuk 2024, salah satunya untuk mendukung pengembangan sistem Online Single Submission (OSS).
Bahlil dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI menyampaikan bahwa sistem OSS atau perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik dituntut untuk bekerja secara cepat namun tidak didukung dengan anggaran yang cukup.
Dia mengatakan bahwa modal dalam membangun sistem OSS tersebut hanya sebesar Rp30 miliar.
“Jadi diibaratkan mobil, OSS ini seperti mobil Avanza yang sudah rusak, tapi diharapkan publik seperti mobil Mercy. Negara kasih [anggaran] ke kami hanya untuk beli mobil Avanza second,” katanya, Jumat (9/6/2023).
Bahlil pun membandingkan anggaran OSS tersebut dengan anggaran yang dikeluarkan pemerintah yang lebih besar untuk mengembangkan aplikasi PeduliLindungi.
“Jadi kalau [OSS] ada kekurangannya, memang tidak ada barang bagus yang harganya murah. Jadi kalau mau bagus, harus sama dikasih anggaran yang bagus,” jelasnya.
Baca Juga
Pada kesempatan tersebut, Bahlil mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp875 miliar dari pagu indikatif yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp1,22 triliun untuk tahun anggaran 2024.
Dengan demikian, total usulan anggaran Kementerian Investasi menjadi sebesar Rp2,10 triliun.
Bahlil menyampaikan bahwa target investasi yang terus dinaikkan setiap tahunnya tidak sebanding dengan pagu Kementerian Investasi yang ditetapkan.
Untuk diketahui, target realisasi investasi pada 2024 ditetapkan sebesar Rp1.600 triliun, naik dari target tahun ini yang sebesar Rp1.400 triliun.
“Target investasi kami tambah jadi Rp1.400 triliun, bahkan di 2024 target investasi mencapai Rp1.600 triliun, tapi uangnya tidak tambah-tambah, saya juga tidak mengerti, sudah bingung kita,” katanya.
Dari total usulan anggaran Rp2,10 triliun, Bahlil merincikan Rp480 miliar akan digunakan untuk program dukungan manajemen, sementara Rp1,62 triliun untuk program penanaman modal.