Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan kementeriannya masih mengkaji kondisi pasar atau market terkait dengan rencana membawa PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rencanannya, aksi penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) yang digadang-gadang menjadi yang terbesar dari perusahaan pelat merah itu bakal dilakukan bulan ini.
“Masih kita review kondisinya seperti apa di market, kita memang betul-betul berharap bahwa pelaksanaan IPO jadi, kita terus berdiskusi dengan OJK dan Bursa Efek,” kata Pahala saat ditemui di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (5/6/2023).
Kendati demikian, Pahala menegaskan, PHE masih memiliki struktur keuangan yang andal untuk menjalankan sejumlah penugasan besar tahun ini.
Beberapa proyek strategis yang saat ini diemban PHE berkaitan dengan upaya akuisisi 35 persen hak partisipasi Shell di Blok Masela, pengembangan sejumlah sumur minyak dan gas nonkonvensional (MNK), eksplorasi lanjutan hingga peningkatan aset portofolio luar negeri.
Adapun, PHE menganggarkan capex sebesar U$5,7 miliar atau setara dengan Rp86,26 triliun (kurs Rp15.134 per US$) pada rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun ini.
Baca Juga
Besaran belanja modal itu naik 78,12 persen dari realisasi anggaran sepanjang 2022 yang berada di angka US$3,2 miliar atau setara dengan Rp48,47 triliun.
“Dana PHE cukup, Masela sendiri kan belum akan dikerjakan sekarang, kita masih menunggu adanya pelaksanaan FID [final investment decision] yang belum akan dilaksanakan sekarang,” kata dia.
Seperti dilaporkan oleh Reuters, Jumat (28/4/2023) Pertamina Hulu Energi disebut-sebut berencana memulai IPO pada Juni 2023. Jika terealisasi maka aksi korporasi itu akan menjadi yang terbesar di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara pada tahun ini.
Adapun, salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, melalui aksi IPO tersebut Pertamina Hulu Energi menargetkan penghimpunan dana sekitar Rp20 triiliun atau setara dengan US$1,36 miliar (kurs US$1=Rp14.700)
Sebelumnya dalam Rapat Dewan Komisioner OJK Mei lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut sedang mengkaji tahapan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) PHE. Sementara untuk Holding BUMN Perkebunan Palm Co., OJK masih belum menerima dokumen penawaran.
Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan saat ini pihaknya sedang dalam proses mengkaji dokumen untuk IPO PHE. Namun, dia menyebut belum bisa memberikan informasi secara detail mengenai proses IPO sampai izin publikasi diberikan.
“IPO Pertamina Hulu Energi (PHE) saat ini masih dalam proses penelaahan dan tentunya untuk detail progress dan tahapan penelaahan saat ini OJK belum bisa memberikan penjelasan secara detail sampai dengan izin publikasi diberikan,” tuturnya dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023).