Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inggris Kucurkan Rp200 Miliar untuk Percepat Transisi Energi bagi Indonesia Cs

Lembaga pembiayaan pembangunan Inggris, British International Investment, menggelontorkan US$15 juta atau lebih dari Rp200 miliar di Asia Tenggara (Asean).
Ilustrasi panel surya sebagai upaya mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan, efektif dan efisien. Bisnis/Himawan L Nugraha
Ilustrasi panel surya sebagai upaya mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan, efektif dan efisien. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pembiayaan pembangunan Inggris, British International Investment (BII), menggelontorkan US$15 juta atau lebih dari Rp200 miliar di Asia Tenggara (Asean), termasuk Indonesia untuk modal investasi percepatan energi bersih. 

Investasi pertama BII di Asean itu diharapkan dapat menarik lebih banyak modal untuk mendukung Indonesia mencapai emisi nol bersih atau net zero emissions pada 2060. 

Komitmen tersebut akan dilaksanakan melalui SUSI Asia Energy Transition Fund (SAETF), pendanaan infrastruktur transisi energi yang berfokus pada Asia Tenggara. Badan ini dikelola oleh perusahaan yang berlokasi di Swiss, yakni SUSI Partner. 

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan di sela KTT Pemimpin G20 di Bali tahun lalu, Perdana Menteri Rishi Sunak bergabung dengan para pemimpin dunia lainnya meluncurkan Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia. 

Kemitraan tersebut tidak hanya akan membantu Indonesia mempercepat transisi energi, tetapi juga akan membantu mendukung pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan baru yang terampil, dan pengurangan polusi. 

“Inggris tetap berkomitmen untuk bermitra dengan Indonesia dalam mewujudkan janji-janji tersebut,” ujarnya dalam keterangan tertulis, yang diterima Bisnis, Minggu (28/5/2023). 

Investasi ini menandai dimulainya realisasi ambisi BII untuk menginvestasikan dana pembiayaan iklim hingga 500 juta poundsterling di kawasan Indo-Pasifik. Melalui komitmen tersebut, BII menggandeng lembaga pembiayaan pembangunan lainnya, termasuk AIIB, FMO, Swedfund, Norfund, dan OeEB, serta investor swasta dalam mendukung SAETF. 

Pendanaan tersebut akan berkontribusi pada tujuan mitigasi iklim global dan Perjanjian Paris melalui solusi pembiayaan energi bersih, meningkatkan pasokan listrik untuk bisnis dan konsumen, serta memungkinkan akses ke solusi energi bersih di area yang kurang terlayani.

Wymen Chan, Kepala Kawasan Asia di SUSI Partners, mengatakan bahwa permintaan energi di Asia Tenggara tumbuh pesat sejalan dengan perkembangan ekonomi kawasan. 

“Tujuan kami mengarahkan modal menuju pembangunan infrastruktur yang memungkinkan pertumbuhan ini terjadi secara berkelanjutan dan membuktikan bahwa Asean tidak hanya berdampak, tetapi juga pasar yang menarik bagi investor publik dan swasta,” tuturnya. 

Sementara itu, Managing Director dan Head of Asia di BII Srini Nagarajan menambahkan SAETF adalah titik balik kembalinya BII ke Asia Tenggara dan komitmen yang jelas tentang ambisi mendukung pendanaan iklim, serta inovasi menghadapi tantangan dari krisis iklim. 

Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat. Langkah ini bertujuan mengatasi permintaan energi yang terus meningkat dan mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik bahan bakar fosil

Ambisi keberlanjutan di Asean membutuhkan setidaknya US$200 miliar investasi pada sektor energi di tahun 2030, yakni lebih dari tiga perempatnya perlu disalurkan ke energi bersih.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper