Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Waswas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Berpotensi Melambat, Ini Alasannya

BI mencermati adanya perlambatan investasi pada kuartal I/2023, khususnya investasi bangunan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan mencapai kisaran 4,5 hingga 5,3 persen.

“Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan tetap dalam kisaran 4,5-5,3 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (25/5/2023).

Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, pada RDG Mei 2023, BI menghilangkan kata-kata bias ke atas dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023.

Hal ini karena karena BI mencermati adanya perlambatan investasi pada kuartal I/2023, khususnya investasi bangunan.

Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2023 mencapai 5,03 persen secara tahunan, sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 5,01 persen.

Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh tingginya ekspor dan meningkatnya permintaan domestik, sejalan dengan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang meningkat, serta investasi nonbangunan yang baik. 

“Konsumsi masih baik, ekspor masih cukup bagus, investasi masih cukup bagus, investasi nonbangunan bagus, tapi investasi bangunan yang tumbuh rendah, ini yang kita pantau,” kata Perry.

Untuk kuartal II/2023, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan mencapai tingkat di atas 5 persen, yaitu 5,1 persen secara tahunan.

“Tapi ke depan kami harus lihat pola dari investasi, sehingga kenapa kalimat bias ke atas tidak kami masukkan ke dalam kisaran,” katanya.

Oleh karena itu, Perry mengharapkan pola dunia usaha yang biasanya cenderung wait & see di tahun Pemilu tidak mengganggu aktivitas investasi.

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro menilai sikap BI yang tidak lagi menyebutkan bias ke atas pada perkiraan pertumbuhan ekonomi mengacu pada data realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2023.

Data Pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2023 mengindikasikan ekspansi yang lamban pada investasi konstruksi dan real estat, dengan tingkat pertumbuhan hanya sebesar 0,1 persen secara tahunan.

Perlambatan ekonomi juga tercermin pada pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada April 2023 yang hanya meningkat sebesar 8,1 persen secara tahunan.

“Pertumbuhan domestik yang lemah juga terlihat pada pertumbuhan kredit pada April, yang meningkat secara moderat sebesar 8,1 persen secara tahunan, terutama disebabkan oleh kontraksi pada modal kerja, yang tumbuh 6,6 persen secara tahunan, pertumbuhan yang paling lambat sejak Desember 2021,” kata Satria.

Dia juga menyoroti bahwa optimisme bank sentral terhadap rupiah telah berkurang di tengah meningkatnya ketidakpastian global pada RDG Mei 2023. 

Satria mengatakan, meskipun data neraca transaksi berjalan positif, kinerja rupiah tertinggal dibandingkan mata uang Asia lainnya dalam seminggu terakhir, di mana rupiah terdepresiasi -0,6 persen.

“Kebuntuan dalam negosiasi pagu utang Amerika Serikat menimbulkan risiko baru bagi rupiah, dengan potensi kenaikan imbal hasil US Treasury dan penguatan dollar yang menekan mata uang negara berkembang. Selama krisis plafon utang AS sebelumnya, indeks dollar naik 2,2 persen dan 2,7 persen pada tahun 2011 dan 2013, sementara rupiah terdepresiasi 3,4 persen dan 2,7 persen,” jelas Satria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper