Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa ketidakpastian pasar keuangan global terus berlanjut, terutama di tengah masih berlangsungnya negosiasi pagu utang Amerika Serikat (AS).
Meski demikian, Perry meyakini masalah pagu utang AS tersebut akan tertangani dalam beberapa waktu ke depan.
“Sejarah mengatakan akan tertangani. Kami yakin akan terjadi kompromi antara pemerintah dan DPR AS,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur, Kamis (25/5/2023).
Perry mengatakan, kompromi akan tetap dilakukan, apakah akan disertai dengan kesepakatan pemangkasan belanja atau tidak. Hal ini kata Perry akan terus dicermati BI.
“Negosiasi masih berlanjut, kemungkinan sampai Juni. Ini yang terus kita lihat, sementara masih ada ketidakpastian geopolitik,” jelas Perry.
Dia menambahkan, meski ketidakpastian di global tersebut masih tinggi, aliran modal asing masih tercatat masuk di pasar domestik. Investasi portofolio hingga 23 Mei 2023 mencatatkan net inflows sebesar US$1,0 miliar.
Baca Juga
Nilai tukar rupiah juga cenderung menguat pada kuartal II/2023. BI mencatat, nilai tukar rupiah hingga 24 Mei 2023 menguat 0,63 persen secara point to point dibandingkan dengan level akhir kuartal I/2023.
Secara year–to–date, Perry mengatakan nilai tukar rupiah juga menguat 4,48 persen dari level akhir Desember 2022.
“Lebih baik dibandingkan dengan apresiasi Thailand sebesar 0,20 persen dan India sebesar 0,08 persen, serta Filipina yang terdepresiasi sebesar 0,10 persen,” tutur Perry.