Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengharapkan tahun Pemilu, di mana dunia usaha biasanya cenderung wait & see, tidak memberikan tekanan pada kegiatan investasi.
“Semoga di tahun Pemilu ini, wait & see tidak terlalu memberikan tekanan kuat terhadap perilaku korporasi nasional untuk berinvestasi,” katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Kamis (25/5/2023).
Hal ini lantaran, kinerja investasi belum tumbuh optimal pada kuartal pertama 2023, terutama investasi bangunan.
“Investasi masih cukup bagus, investasi nonbangunan bagus, tapi investasi bangunan yang tumbuh rendah, ini yang kita pantau,” jelasnya.
Tertahannya kinerja investasi tersebut menurutnya berisiko mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi pada 2023 diperkirakan masih mencapai kisaran 4,5 hingga 5,3 persen.
Sementara untuk kuartal II/2023, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan mencapai pertumbuhan di atas 5 persen.
Baca Juga
“Kuartal II/2023 [diperkirakan] masih tinggi 5,1 persen, tapi ke depan masih harus dilihat pola investasi,” kata Perry.
Adapun, pertumbuhan ekonomi kuartal I/2023 tercatat sebesar 5,03 persen secara tahunan, sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 5,01 persen.
Perkembangan positif tersebut didorong oleh tingginya ekspor dan meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang meningkat serta investasi nonbangunan yang baik.
Sementara itu, Perry mengatakan perkembangan terkini menunjukkan kegiatan ekonomi tetap membaik pada kuartal II/2023, sebagaimana tercermin pada pertumbuhan positif penjualan eceran, ekspansi Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur, dan kenaikan keyakinan konsumen.