Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY), PT Kideco Jaya Agung (Kideco) masih mengkaji bentuk hilirisasi batu bara sebagai komitmen peralihan status konsesi tambang menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) awal tahun ini.
Direktur Utama INDY, Arsjad Rasjid, mengatakan Kideco tetap berkomitmen untuk melakukan penghiliran batu bara sebagai tindaklanjut peralihan status izin tambang tersebut.
“Pastinya bagian dari komitmen kita dalam ikut serta dalam konteks hilirisasi tadi. Nah, tinggal apa [bentuknya], itu yang kita laksanakan,” kata Arsjad selepas paparan publik di The Acre, Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Sementara itu, Arsjad menambahkan, INDY juga tengah membuka peluang membawa Kideco melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mendatang.
Selain pertimbangan valuasi perusahaan nantinya, Arsjad mengatakan, rencana membawa Kideco melantai di bursa juga berkaitan dengan upaya transparansi dan peningkatan kinerja.
“Apapun caranya untuk membuat optimum value pemegang saham untuk memastikan transparansi lebih baik, pasti semua kita eksplor,” kata Arsjad.
Baca Juga
Seperti diketahui, Kideco sebelumnya berkomitmen untuk melakukan penghiliran batu bara di bawah permukaan atau underground coal gasification (UCG) saat mengajukan permohonan peralihan kontrak PKP2B menjadi IUPK.
Lewat rencana penghiliran yang disampaikan Kideco, kapasitas input batu bara UCG itu dipatok sebesar 566.000 ton per tahun.
Sementara hasil produksi dari UCG itu ditargetkan sebanyak 100.000 ton ammonia dan 172.000 ton urea setiap tahunnya.
Rencanannya, Kideco menargetkan proyek penghiliran batu bara dapat beroperasi komersial pada 2027 mendatang.