Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Indika Energy Tbk. (INDY), Arsjad Rasjid, mengungkapkan peluang untuk membawa anak usaha perseroan, PT Kideco Jaya Agung (Kideco), melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Arsjad mengatakan peluang penawaran saham perdana kepada publik atau initial public offering (IPO) anak usaha yang jadi tumpuan produksi batu bara INDY itu terbilang terbuka lebar.
Selain pertimbangan valuasi perusahaan nantinya, Arsjad mengatakan, rencana membawa Kideco melantai di bursa juga berkaitan dengan upaya transparansi dan peningkatan kinerja perseroan.
“Apapun caranya untuk membuat optimum value pemegang saham untuk memastikan transparansi lebih baik, pasti semua kita eksplor,” kata Arsjad selepas paparan publik di The Acre, Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Seperti diketahui, Kideco baru saja mendapat perpanjangan kontrak tambang setelah beralih status menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) dari Kementerian ESDM sepanjang 20 tahun atau sampai 2033 mendatang.
Lewat peralihan status itu, INDY menargetkan produksi batu bara dari Kideco dapat mencapai 31 juta ton tahun ini.
Baca Juga
“Harus dilihat dulu, ke depan valuenya bagaimana, kita bukan hanya value tapi transparansi juga,” ujarnya.
Sebelumnya, INDY menyampaikan telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$22,5 juta atau setara Rp336,42 miliar hingga kuartal I/2023 (kurs Jisdor Rp14.952 per dolar AS).
Direktur dan Chief Financial Officer (CFO) INDY, Retina Rosabai, mengatakan INDY menganggarkan belanja modal US$302,4 juta atau setara Rp4,52 triliun sepanjang 2023.
"Capex kami anggarkan sekitar US$300 juta dolar. Yang sudah terealisasi sekitar US$22,5 juta dolar atau 7,4 persen," kata Retina di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Capex INDY paling banyak terserap oleh Indika Hold Co. sebanyak US$300.000 atau 25 persen dari anggaran US$1,2 juta. Anak usaha INDY yang juga paling banyak menyerap capex adalah Indika Multi Properti (IMP) atau Indika Nature dengan serapan sebanyak US$2,4 juta atau setara 11,3 persen dari total budget US$21,3 juta sepanjang tahun.
Sementara itu, Kideco menyerap capex US$1,7 juta juta atau 3,9 persen, dari anggaran US$43,3 juta.