Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo turut merespons rencana penutupan seluruh gerai Toko Buku Gunung Agung pada akhir 2023.
Ketua Umum Apindo, Hariyadi B. Sukamdani, mengatakan, adanya perubahan perilaku pembaca menjadi salah satu pemicu tutupnya toko buku legendaris ini.
“Si pembacanya berubah perilakunya,” kata Hariyadi kepada Bisnis, Rabu (24/5/2023).
Hariyadi menuturkan, perubahan perilaku pembaca terlihat jelas saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal 2020 lalu. Pasalnya, masyarakat lebih lama menggunakan internet selama pandemi, apalagi buku-buku berbayar bisa diakses secara gratis melalui internet.
Hal inilah yang membuat perilaku pembaca menjadi berubah, sehingga berpengaruh terhadap pembelian buku di toko fisik.
“Jadi sekarang itu toko buku dimana-mana kecenderungannya menurun. Orang nggak mau beli buku lagi karena semua ada di internet, jadi hampir semua toko buku mengalami itu,” jelasnya.
Baca Juga
Diberitakan sebelumnya, Toko Buku Gunung Agung berencana untuk menutup seluruh toko yang masih tersisa pada akhir 2023. Efisiensi toko sebelumnya sudah dilakukan sejak 2013, untuk berjuang menjaga kelangsungan usaha dan mengatasi kerugian usaha akibat permasalahan beban biaya operasional yang besar dan tak sebanding dengan pencapaian penjualan usaha setiap tahunnya.
Kondisi perusahaan kian memburuk dengan terjadinya wabah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada awal 2020. Mereka kemudian menutup sejumlah toko yang tersebar di beberapa kota seperti Surabaya, Semarang, Gresik, Magelang, Bogor, Bekasi, dan Jakarta.
“Penutupan toko/outlet yang terjadi pada 2020 bukan merupakan penutupan toko/outlet kami yang terakhir karena pada akhir 2023 ini kami berencana menutup toko/outlet milik kami yang masih tersisa. Keputusan ini harus kami ambil karena kami tidak dapat bertahan dengan tambahan kerugian operasional per bulannya yang semakin besar,” tulis Manajemen Toko Gunung Agung dalam keterangan resminya.