Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggeser target penyelesaian 61 proyek bendungan menjadi 2025.
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan, total pembangunan bendungan dari 2015 sampai dengan 2022 telah diselesaikan 36 bendungan.
"Selanjutnya pada periode tahun 2023 – 2025 akan diselesaikan 25 bendungan," kata Adenan melalui siaran pers, Selasa (23/5/2023).
Dengan penyelesaian 36 bendungan tersebut, Adenan mengatakan, dapat mengairi sawah seluas 245.103 hektare (ha) atau empat kali luas wilayah Jakarta yang berpotensi meningkatkan produksi padi menjadi 2 juta ton per tahun dan menyediakan tambahan air baku sebesar 17,19 m3 per detik yang dapat memenuhi kebutuhan bagi 10 juta jiwa penduduk.
Adenan mengatakan, untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian tanaman pangan, pemerintah melakukan dua strategi utama, yakni meningkatkan konversi padi ke beras dan meningkatkan indeks pertanaman.
"Dengan penyelesaian 61 bendungan sampai dengan 2025, akan meningkatkan indeks pertanaman dari 143 persen menjadi 200 persen," jelasnya.
Baca Juga
Selain untuk ketahanan air dan pangan, Adenan menambahkan, dari 187 bendungan yang terbangun hingga 2015, 23 bendungan di antaranya dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan total kapasitas 507.264 MW (megawatt).
Bendungan-bendungan tersebut, antara lain Bendungan Batutegi 28 MW, Jatiluhur 150 MW, dan Bili-Bili 20,1 MW.
"Untuk 61 bendungan yang dibangun dari 2015 sampai 2024, terdapat 43 bendungan memiliki potensi tenaga listrik dengan total kapasitas 258,16 MW, antara lain Bendungan Way Sekampung 5,40 MW, Jatigede 110 MW, dan Leuwikeris 20 MW," imbuhnya.