Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BOE) kembali menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen pada Kamis (11/5/2023).
Sebagaimana diketahui, kenaikan ini merupakan kenaikan ke-12 kali berturut-turut semenjak Desember 2021 dengan suku bunga sebesar 0,25 persen, berdasarkan data dari Bank Sentral Inggris.
Gubernur bank sentral Inggris Andrew Bailey mengatakan bahwa bank akan tetap berada di dalam jalur, lantaran berusaha untuk mengekang inflasi tertinggi dari setiap ekonomi utama.
"Kami harus tetap berada di jalur untuk memastikan inflasi turun kembali ke target 2 persen," Jelasnya, mengutip dari pemberitaan Reuters, Jumat (12/5/2023).
Bank sentral Inggris kini tidak kembali memprediksi resesi setelah membuat peningkatan terbesar pada proyeksi pertumbuhannya, melainkan mengharapkan inflasi turun lebih lambat dari yang diharapkan.
Sebagaimana diketahui, inflasi Inggris pada bulan Maret 2023 masih tetap di atas 10 persen. Kenaikan inflasi sebagian besar didorong kenaikan harga pangan yang tak terduga dan terjadi terus-menerus.
Untuk langkah kedepannya, Bailey tidak memberikan sinyal apapun dan akan bergantung dengan data.
Bailey juga mengatakan kepada Bloomberg TV, bahwa dia berharap bank sentral inggris dapat mendekati akhir dari siklus pengetatannya, namun terlalu dini untuk memastikannya.
Para investor bertaruh pada kenaikan suku bunga lebih lanjut setelah keputusan hari Kamis (11/5) yakni memperkirakan puncak suku bunga hampir mencapai 5 persen pada musim gugur ini.
Citi juga mengatakan pihaknya mengharapkan setidaknya satu kenaikan suku bunga lagi oleh BoE pada Juni dan kenaikan lebih lanjut di Agustus dengan menaikkan suku bunga menjadi 5 persen.
Bank Sentral Inggris juga mempertahankan pesannya seperti sebelumnya.
"Jika terdapat bukti tekanan yang lebih berkelanjutan, maka akan diperlukan pengetatan lebih lanjut dalam kebijakan moneter," Jelas Bank Sentral Inggris, dilansir dari Reuters.