Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KCIC: Ini Dampak Kereta Cepat Buat Pariwisata Indonesia

Operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dinilai bisa berdampak positif untuk pariwisata Indonesia.
Foto udara proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (6/2/2023). Bisnis/Rachman
Foto udara proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di kawasan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (6/2/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Beroperasinya Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pada Agustus mendatang diyakini akan menggenjot aktivitas perekonomian Indonesia, terutama pada sektor pariwisata.

General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Rahadian Ratry mengatakan, KCJB diproyeksikan akan menimbulkan imbas positif seperti KA Cepat di China yang mampu menggaet wisatawan dalam dan luar negeri sebagai salah satu segmen penumpangnya.

Menurutnya, kecepatan dan kenyamanan yang ditawarkan KCJB menjadi nilai tambah bagi para wisatawan yang ingin bepergian dengan aman, cepat dan nyaman. Rahadian menuturkan, pengoperasian KCJB akan berkaca pada kesuksesan pengoperasian Kereta Api Cepat di negara maju lainnya.

“KCJB akan mengadopsi sisi teknologi dan pelayanan yang telah diterapkan di sana, sehingga harapannya dapat menimbulkan berbagai peningkatan perekonomian,” ujar Rahadian dalam keterangan resminya, Selasa (9/5/2023).

Dengan waktu tempuh sekitar 30-40 menit, warga Jakarta sudah dapat ke Bandung dan sebaliknya dengan menggunakan KCJB. Artinya, penumpang akan menghemat waktu untuk liburan, mengunjungi tempat-tempat wisata, dan lainnya. Waktu tempuh yang lebih singkat tentu menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan.

Menurutnya, kereta cepat akan menjadi masa depan transportasi di Indonesia. Rahadian menuturkan, hal tersebut sudah terbukti terealisasi di China.

Dia menjelaskan, peningkatan wisatawan di China semakin terasa sejak beroperasinya kereta cepat di wilayah tersebut. Operasional kereta cepat di China direspon positif oleh masyarakat setempat. Hal ini terbukti dari tingginya jumlah pengguna moda transportasi ini sejak pertama kali dioperasikan pada 2008 lalu.

“Kereta cepat di China telah melayani lebih dari 10 miliar penumpang. Tidak hanya untuk bekerja, penumpang juga memanfaatkan kehadiran KA Cepat untuk berwisata,” jelas Rahadian.

Data dari biro pariwisata Tongcheng menyampaikan, terjadi peningkatan 80 persen volume pemesanan paket tur KA Cepat di bulan Juni 2022. Adapun biro pariwisata Tuniu mencatat, terjadi peningkatan wisatawan yang memilih KA Cepat sebagai moda transportasinya  untuk berwisata sebesar 132 persen pada Juni 2022.

Peningkatan tersebut dapat tercipta melalui hadirnya promo-promo paket wisata dan dukungan pemerintah setempat di berbagai daerah berkaitan dengan KA Cepat. Misalnya Di Hubei dan Chongqing, penumpang KA Cepat bisa mendapatkan tiket gratis atau diskon 50 persen tiket untuk beberapa destinasi wisata. 

Sementarea itu, Departemen Budaya dan Pariwisata di wilayah Tiongkok timur seperti Jiangsu, Zhejiang, dan Anhui, serta Shanghai bersama-sama merilis daftar destinasi wisata di wilayah-wilayah yang dilewati trase KA Cepat.

Selain dampak peningkatan pariwisata, terjadi pula peningkatan perekonomian di wilayah yang dilalui kereta cepat. Berdasarkan data statistik dari China’s Highspeed Railway Study Report, terdapat peningkatan 14 persen untuk pertukaran ekonomi di kota Beijing dan Guangzhou setelah terhubung dengan kereta cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper